Koleksi artikel Karir, Komputer, Pengembangan Pribadi, Rohani dll
Home · Terbaru · Populer · Web Links 28 Apr 2025
GSN recommended web :
Ide2 bisnis, ide2 blog dari Cosa Aranda





Search

Artikel Web Link
Kategori
Excel Tips
Film Bioskop
Humor
Karir
Keluarga
Komputer & Internet
Pemasaran
Pengembangan Pribadi
Pernikahan
Relasi
Rohani
Virus & Antivirus
Webmaster
Lain-lain
Feed Back
Nama:
Email:
Pertanyaan/ Masukan/ Request Artikel/ Comment:

. . . .

Untuk mengundang Motivator Top Indonesia di Perusahaan / Organisasi Anda bisa kunjungi website dibawah ini:

Motivator Indonesia

Public Speaking 7
rgds,
-soeki-
Koleksi Semua Artikel Menarik: http://www.gsn-soeki.com/wouw/
----------------------------

From: Ami

X. Himbau motif yang mulia dari pendengar Anda.
Saya pernah mendengarkan Louis E. Noferi dari New York City, yang mengikuti salah satu kelas kami, membuat sekelompok pendengar terkesima dengan suatu presentasi yang sederhana tapi bergetar dengan perasaan dan emosi. "Tiga tahun yang lalu,' katanya, "dokter kami mengatakan pada saya bahwa ayah saya mempunyai beberapa minggu saja untuk hidup. Sejak saat itu saya menghabiskan seluruh waktu saya bersamanya di rumah sakit. Anehnya, ayah saya yang lebih banyak berbicara. Suatu hari tiba-tiba dia berkata kepada saya, 'Lou, mengapa kamu tidak pernah mengajak saya ke salah satu upacara wisudamu di sekolah?' Saya terkejut dan menjawab dengan lirih bahwa upacara wisuda sekolah tidak ada artinya dan memboroskan waktu.

"Ayah saya kemudian bercerita kepada saya bahwa suatu ketika, saat dia bekerja di Universitas Fordham, dia pernah melihat salah satu upacara wisuda, dan dia menanti-nanti dengan keinginan besar untuk melihat putranya sendiri mengenakan toga dan topi sarjana. Saya merasa malu terhadap diri saya sendiri. Saya tidak pernah terpikir bahwa melihat saya diwisuda di suatu perguruan tinggi bisa begitu berarti bagi ayah saya.

"Dia kemudian bertanya mengapa saya masuk fakultas teknik dan bukannya fakultas kedokteran. Dia bertanya apakah saya pernah ikut bertanding football di perguruan tinggi. Dia mengajukan banyak pertanyaan lain mengenai masa-masa kuliah saya. Kemudian - baru kemudian - saya menyadari bahwa dia selalu menginginkan saya untuk bercerita kepadanya, dan mengizinkan dia bukan saja menjadi ayah saya, tetapi juga sahabat saya. Saya hampir tidak dapat menahan air mata saya. Saya menyadari - saat sudah terlambat - bahwa saya menampik ayah saya setiap kali dia menunjukkan minat terhadap saya. Saya tidak bermaksud demikian. Saya hanya tidak mengerti.

"Di sisi tempat tidurnya, saya menyadari akhirnya betapa baiknya ayah selama ini kepada saya. Saya menyadari, setelah terlambat, bahwa saya telah kehilangan suatu kesempatan untuk menjadikan ayah saya kawan dan sahabat saya. Saat saya menerima undangan untuk menghadiri upacara wisuda kelas saya malam ini, saya berharap - oh, betapa saya berharap - bahwa ayah saya dapat datang bersama saya. Semuanya sudah terlambat sekarang. Tetapi mungkin dia ada di ini malam ini dalam roh. Kalau kita memang mempunyai tamu yang tak terlihat malam ini, saya ingin Anda - dan dia - mengetahui bahwa saya mengundangnya."

Pendengar menyukai kisah itu. Kisah tersebut membangkitkan dalam diri kami semua rasa kelembutan dan kasih sayang terhadap orang tua kami, dan membuat semuanya ingin menjadi putra atau putri yang lebih baik. Kisah itu meluaskan wawasan kami dan memberikan kepada kami pengertian yang lebih dalam baik mengenai ayah maupun anak lelaki. Semua orang yang hadir menjadi manusia yang lebih baik setelah mendengar kisah yang menggugah dan tulus itu; dan kami menyukai Louis Noferi karena dia menyentuh mata air kasih sayang dan kebaikan hati yang terletak jauh di dalam diri kami semua.

Dunia mungkin kelihatannya amat buruk - tetapi hati kita masih memberi reaksi terhadap emosi manusia yang luar biasa, ketabahan, kasih sayang, kebaikan hati, patriotisme, dan pengorbanan tanpa pamrih. Siapa saja yang menyentuh emosi-emosi mulia dalam diri kita melakukan sesuatu yang langka dan indah. Sebab, dengan kita sadari atau tidak, itulah yang menjadi kepercayaan yang kita hidupi, dan atas mana kita meletakkan dasar untuk harapan-harapan kita. Semua Napoleon dan Hitler telah melalui hidup mereka dan mati dan menjadi sekedar nama dengan berlalunya waktu. Tetapi para Joan of Arcs akan menjadi inspirasi yang hidup untuk tiap generasi penerus sampai akhir masa.

Untuk memberi inspirasi kepada pendengar dengan menggugah emosi-emosi ini tidaklah mudah. Kita sendiri harus lebih dulu tergugah; dan jarang kita dapat tergugah sedemikian dalam. Tetapi begitu percikan emosi yang mulia ini terpantik dan nyalanya berkobar baik atas pembicara maupun atas pendengar - cahaya hangat dari pengalaman ini akan terkenang dalam waktu lama.

XI. Terimalah kritikan dengan hati lapang - jangan menolaknya.
Mungkin tidak ada ilmuwan lain yang pernah hidup yang dikritik dan dihina begitu hebatnya seperti Charles Darwin untuk teori evolusinya. Namun, dia tidak pernah mengucapkan satu kata kasar terhadap orang-orang yang mengkritiknya. Sebaliknya, dia mengucapkan terima kasih kepada mereka, mengatakan bahwa tujuan pertama hidupnya adalah untuk mengungkapkan pengetahuan dan menemukan kebenaran, dan saat mencari kebenaran, dua pikiran lebih baik dari pada satu. "Kalau saya keliru," katanya, "semakin diri saya dipukul dan dikalahkan, akan semakin baik."

Bagaimana kita dapat tidak mengagumi dan menghormati seseorang dengan sikap demikian? Seribu tujuh ratus tahun sebelum Darwin, Epicteus mengajarkan filosofi yang mirip. "Kalau seseorang dikatakan berkata buruk mengenai dirimu," kata Epicteus, "jangan membela diri tetapi katakan - 'dia tidak mengetahui kesalahan saya yang lain, kalau dia tahu dia tidak akan menyebut cuma ini saja.'"

Tahun 1941, Lord Halifax, Duta Besar Inggris untuk Amerika Serikat, sedang berusaha dengan segenap kewenangan yang dimilikinya untuk membujuk Amerika agar bergabung dengan Inggris Raya dalam perangnya melawan Hitler. Banyak Ibu yang membenci desakannya itu. Jadi, dalam suatu kesempatan, setelah Lord Halifax mengakhiri pidatonya, sekelompok wanita yang tidak senang melemparinya dengan telur. Lord Halifax, melihat telur yang menetes dari pakaiannya, hanya berkata dengan senyum masam, "Di Inggris, telur amat sulit didapat." Bagaimana mungkin Anda tidak mengagumi seseorang yang menerima kritik dan telur dengan demikian luwes.

XII. Jadilah apa yang disebut Quintilian sebagai "seorang baik yang terampil dalam berbicara"
Aristoteles mengatakan bahwa, "Karakter seorang pembicara hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang dimilikinya." Ayah saya adalah contoh nyata dari pernyataan Aristoreles itu. Ayah saya hidpu di daerah pertanian Missouri seumur hidupnya. Dia tidak berpendidikan tinggi, tanpa pengetahuan mengenai sejarah atau kesusastraan, dan tidak fasih dengan kata-kata. Dia lebih suka berada di ladang jagung atau kandang sapi daripada di hadapan sekumpulan pendengar. Kalau ada yang mengatakan kepada saya, saat daya sedang belajar di perguruan tinggi, bahwa ayah saya adalah pembicara yang lumayan, saya akan menertawakan pikiran itu. Tetapi sekarang, setelah banyak tahun berlalu, saya menyadari bahwa setiap saat ayah saya berdiri untuk mengucapkan beberapa kata di gereja di pedesaan, dia berbicara dengan efektif. Tidak seperti biasanya. Mengapa? Sebab dia menghirup dalam nafasnya dan menjalani hidupnya dengan ketulusan, integritas, ketidakegoisan, dan keinginan untuk menolong orang lain. Quintilian mendefinisikan seorang orator sebagai "seorang baik yang terampil dalam berbicara."

Semua kefasihan berbicara di dunia ini tidak akan menutupi kurangnya ketulusan dan integritas. Untuk membuat pendengar menyukai kita, kita harus menginspirasikan mereka denga keyakinan dalam ketulusan maksud kita. Mereka mungkin tidak setuju dengan pikiran-pikiran kita, tetapi mereka harus menghormati kepercayaan kita dalam pikiran-pikiran tersebut. Itulah tanda bahwa kita efektif dalam berbicara.

Suatu klub politik di Tulsa mengundang seorang industriawan yang cukup dikenal untuk berbicara kepada anggota-anggotanya. Saat industriawan ini menghadapi pemirsa, dia mengatakan bahwa dia belum pernah berbicara di depan umum; bahwa dia yatim piatu dan hanya beberapa tahun saja mengikuti pendidikan formal. Dia mengatakan bahwa dia berbicara tanpa mengikuti tata bahasa dan dengan kasar. Dia telah menerima undangan untuk berbicara itu karena dia mempunyai sesuatu untuk dikatakan yang harus dikatakan - sesuatu yang dirasanya amat penting. Kemudian pria ini mengatakan kepada kelompok tersebut mengenai masa kecilnya tanpa orang tua, perjuangannya yang luar biasa melawan hambatan-hambatan berat, perjuangannya yang panjang untuk membangung suatu usaha; dan dia mengatakan bagaimana pemerintah mengganggu usaha tersebut dan ratusan pekerjanya. Bahasa Inggrisnya kasar dan penuh kesalahan. Tata caranya pun tidak terasah. Tetapi orang tidak berpendidikan ini, yang telah menegakkan dirinya dari bawah, berbicara dengan ketulusan yang penuh gairah dan membara yang menyengat pemirsanya. Orang ini telah bekerja dan berusaha keras dan menderita - dia mempunyai suatu pesan yang dia begitu ingin sampaikan. Keyakinan di dalam dirinya begitu kuat sehingga keyakinan itu membuat kekurang-kekurangannya yang tampak menjadi tidak berarti, dan pidatonya menjadi tak terlupakan. Saya mendengar bahwa dia adalah pembicara terbaik yang pernah berbicara di klub itu, padahal dia belum pernah berbicara di depan sekelompok pendengar sebelumnya selama hidupnya! Tetapi dia, seperti halnya ayah saya, adalah seorang baik yang sedang berbicara - dan pemirsa terpengaruh oleh keberadaannya dan oleh apa yang dikatakannya.

Kita cenderung untuk memilih seorang pembicara canggung yang memancarkan kejujuran dan ketidakegoisan, daripada orator yang berpengalaman yang mencoba untuk membuat kita terkesan dengan kefasihan lidahnya.


RINGKASAN

Dua belas cara untuk membuat pendengar menyukai kita

Kiat
I. Anggaplah undangan untuk berbicara itu suatu kehormatan bagi Anda - dan katakanlah kepada pemirsa Anda.
II. Berikan penghargaan yang tulus kepada pendengar Anda.
III. Bilamana mungkin, sebutkanlah nama BEBERAPA pendengar Anda.
IV. Rendahkan - bukan tinggikan! - diri Anda.
V. Katakan "kita" - jangan katakan "kalian/kamu"
VI. Jangan berbicara dengan"wajah cemberut dan suara yang mengomel."
VII. Bicaralah sesuai dengan minat pendengar Anda.
VIII. Nikmati saat Anda berbicara.
IX. Jangan minta maaf.
X. Himbau motif yang mulia dari pendengar Anda.
XI. Terimalah kritikan dengan lapang dada - jangan menolaknya.
XII. Jadilah apa yang disebut Quintilian sebagai "seorang baik yang terampil dalam berbicara."

Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]


Posted: 23 April 2008 07:136648 Reads - Print
Ratings
Please select your Rating:
No Ratings have been Posted.
Artikel Sebelumnya:
Public Speaking 6

Public Speaking 5

Public Speaking 4

Public Speaking 3

Public Speaking 2

Artikel Lainnya:
Renungan Harian Katolik RenunganPKarmCSE.com

Koleksi ucapan/sms Selamat Tahun Baru 2011

Pesan Paus untuk para Imam: "Kita Harus nge-Blog"

Penyakit Kawasaki Hadir di Indonesia;; 5.000 Balita Menderita Penyakit Kawasaki;; RS Omni Dirikan Kawasaki Center

Netbook HP (Notebook mini Hewlett-Packard) yang paling dicari saat ini: HP mini 1013TU, HP 1169, HP 1179

Melakukan Lima Usaha Marketing (3)

Membangun Spirit Bangsa

Milis Yahoogroups yang mendadak hilang/dihapus

I Love You, Honey

Jurus-Jurus Marketing Inspirasional (Jurus Orchard Road)



It's free for YOU. Gratis untuk ANDA!