Koleksi artikel Karir, Komputer, Pengembangan Pribadi, Rohani dll
Home · Terbaru · Populer · Web Links 28 Apr 2025
GSN recommended web :
Ide2 bisnis, ide2 blog dari Cosa Aranda





Search

Artikel Web Link
Kategori
Excel Tips
Film Bioskop
Humor
Karir
Keluarga
Komputer & Internet
Pemasaran
Pengembangan Pribadi
Pernikahan
Relasi
Rohani
Virus & Antivirus
Webmaster
Lain-lain
Feed Back
Nama:
Email:
Pertanyaan/ Masukan/ Request Artikel/ Comment:

. . . .

Untuk mengundang Motivator Top Indonesia di Perusahaan / Organisasi Anda bisa kunjungi website dibawah ini:

Motivator Indonesia

Terima Kasih, Maria Kristin!
Senin, 23 Juni 2008 | 00:10 WIB

JAKARTA, MINGGU - Melihat permainan tunggal puteri, Maria Kristin Yulianti, di Indonesia Open 2008 kita seperti melihat kembali permainan pemain legendaris Susy Susanti di masa jayanya.

Susy Susanti merupakan juara tunggal puteri Indonesia akhir 1980-1990-an. Ia dianggap sebagai pemain puteri terbesar karena menyumbangkan medali emas Olimpiade Barcelona 1992 serta membawa Indonesia menjadi juara Piala Uber 1994 dan 1996. Susy mengundurkan diri setelah menikah dan meraih hampir semua gelar juara terhormat.

Di Djarum Indonesia Open Super Series 2008 di Istora Gelora Bung Karno, pekan ini, para penggemar bulu tangkis seperti melihat Susy kembali. Tunggal utama Indonesia, Maria Kristin Yulianti, menampilkan gaya permainan Susy dan terutama semangat pantang menyerah seperti yang diperlihatkan seniornya tersebut. Kristin lolos ke final sebelum tumbang di tangan unggulan pertama dari China, Zhu Lin.

Di lapangan, sejak awal Kristin yang tidak diunggulkan tampil seperti tanpa beban. Ia mengembalikan semua bola dari lawan-lawannya yang akhirnya membuat mereka terjebak dan menyerah. Tidak tanggung-tanggung, hampir semua lawan yang dihadapinya adalah lulusan pemusatan latihan bulu tangkis di China.

Setelah menyingkirkan rekan setimnya, Pia Zebadiah Bernadet, di babak pertama, Kristin mengalahkan Yao Jie, pemain Belanda asal China. Di perempat final ia mengandaskan Zhou Mi dari Hongkong, sementara kejutan besar dilakukannya di semifinal saat mengalahkan unggulan ke-2 dari China, Zhang Ning.

Di final saat menghadapi Zhu Lin, Kristin bukannya tidak memiliki peluang. Ia mampu menahan juara Indonesia Open 2006 tersebut dalam rubber game sebelum menyerah 18-21, 21-17, 14-21. Permainan begitu ketat dan panjang hingga berlangsung 1 jam 18 menit dan menguras tenaga kedua pemain. Saking lelahnya, Zhu Lin bahkan mendapat kartu kuning karena dianggap mengulur-ulur waktu.

Para petaklukan Kristin tersebut agaknya frustrasi dengan gaya yang diperlihatkan pemain Indonesia ini. Bermain tanpa ekspresi dan seperti tak ada gairah, Kristin mengembalikan semua pukulan lawannya dengan defense yang sangat ketat, sementara ia berusaha menguras tenaga lawannya dengan bola-bola lob, drop shot, dan sesekali smash. Lawan yang ingin buru-buru menyelesaikan pertandingan kerap melakukan kesalahan sendiri.

Penampilan Kristin mendapat dukungan penuh dari penonton Istora. Sejak ia mengalahkan pemain kesayangan publik, Pia Zebadiah, di babak pertama, Kristin mendapat dukungan penuh saat menghadapi lawan-lawannya. Di babak final, Minggu (22/6), para penonton rela menunggu partai final antara Kristrin dan Zhu Lin yang merupakan partai keempat.

Menghadapi pemain China seperti Zhu Lin, Kristin sengaja menampilkan strategi bertahan. "Para pemain China itu tipenya hampir sama. Pukulan mereka komplet. Yang harus kita lakukan adalah menahan dan mengembalikan semua pukulan mereka," kata Kristin.

Menurut Maria Kristin, taktik ini nyata berhasil. Ia tidak peduli dituduh mengembangkan permainan bulu tangkis negatif dan tidak menarik untuk disaksikan. Bagi Kristin, ini satu-satunya cara untuk menghadapi para pemain China. "Setiap menghadapi pemain China, peluang kita sebenarnya berat. Pukulan mereka komplet, sementara posturnya pun sangat menunjang," katanya.

Dilahirkan di Tuban, 2 Juni 1985, Kristin memperkuat Tim Piala Uber 2006 dan 2008. Tahun lalu, Maria Kristin membantu tim puteri Indonesia meraih medali emas di SEA Games di Thailand. Ia juga meraih medali emas nomor tunggal dengan mengalahkan rekan senegaranya, Adriyanti Firdasari 21-14 21-4.

Maria Kristin adalah seseorang yang easy going dan mudah bercanda. Setiap kali ditanyakan peluang menghadapi lawannya, ia hanya tertawa dan memberi jawaban mengambang. Ya, beratlah atau peluang tipislah karena terakhir kalah. Namun biasanya ia mengakhiri dengan kalimat, "Yang penting bola jangan mati saja karena pemain China juga bukan tidak mungkin dikalahkan."

Yang pasti, di Djarum Indonesia Open Super Series 2008, Maria Kristin, Liliyana Natsir, dan Vita Marissa memperkuat sesuatu yang mulai tumbuh sejak Piala Uber 2008. Kepercayaan masyarakat bulu tangkis Indonesia terhadap kemampuan pemain puteri telah kembali. Kepercayaan yang pernah hilang sejak surutnya Susy Susanti dan kawan-kawan usai Piala Uber 1998. (Tjahjo Sasongko)

Sumber: Kompas.com
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]


Posted: 23 June 2008 06:584450 Reads - Print
Ratings
Please select your Rating:
No Ratings have been Posted.
Artikel Sebelumnya:
Raja Juan: Spanyol Patahkan Kutukan Hoodoo

Spanyol Lulus Ujian Mental

Lima ABG Memerkosa Sepanjang Malam

Spanyol Singkirkan Italia

Wakapolres: Itu Bukan Perkosaan, tapi Selingkuh

Artikel Lainnya:
Renungan Harian Katolik RenunganPKarmCSE.com

Koleksi ucapan/sms Selamat Tahun Baru 2011

Pesan Paus untuk para Imam: "Kita Harus nge-Blog"

Penyakit Kawasaki Hadir di Indonesia;; 5.000 Balita Menderita Penyakit Kawasaki;; RS Omni Dirikan Kawasaki Center

Netbook HP (Notebook mini Hewlett-Packard) yang paling dicari saat ini: HP mini 1013TU, HP 1169, HP 1179

Melakukan Lima Usaha Marketing (3)

Membangun Spirit Bangsa

Milis Yahoogroups yang mendadak hilang/dihapus

I Love You, Honey

Jurus-Jurus Marketing Inspirasional (Jurus Orchard Road)



It's free for YOU. Gratis untuk ANDA!