Koleksi artikel Karir, Komputer, Pengembangan Pribadi, Rohani dll
Home · Terbaru · Populer · Web Links 29 Apr 2025
GSN recommended web :
Ide2 bisnis, ide2 blog dari Cosa Aranda





Search

Artikel Web Link
Kategori
Excel Tips
Film Bioskop
Humor
Karir
Keluarga
Komputer & Internet
Pemasaran
Pengembangan Pribadi
Pernikahan
Relasi
Rohani
Virus & Antivirus
Webmaster
Lain-lain
Feed Back
Nama:
Email:
Pertanyaan/ Masukan/ Request Artikel/ Comment:

. . . .

Untuk mengundang Motivator Top Indonesia di Perusahaan / Organisasi Anda bisa kunjungi website dibawah ini:

Motivator Indonesia

Merawat Kebhinnekaan, Mendatangkan Devisa
Jumat, 20 Juni 2008 | 14:13 WIB
Dalam rangka promosi wisata Malaysia, pada 24 Mei lalu, di Putra Jaya, Malaysia, digelar Colours of Malaysia. Hampir 700 wartawan dari 40 lebih negara diundang untuk menyaksikan acara yang melibatkan sekitar 1.600 pengisi dan disiarkan secara langsung oleh televisi setempat.

Sejumlah hiburan yang disuguhkan dalam acara yang berlangsung sekitar dua jam ini mirip dengan isi acara Bhinneka Tunggal Ika yang disiarkan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Tarian hingga wayang kulit di acara itu mirip dengan yang sering dipertontonkan di Indonesia. Sesuatu yang tidak mengagetkan, karena Indonesia dan Malaysia berada dalam satu rumpun.

”Indonesia sebenarnya punya event yang tidak kalah menarik dibandingkan acara ini, misalnya, Jember Fashion Week atau Festival Kesenian Yogyakarta. Namun, penyajiannya dan terutama promosi di Malaysia jauh lebih baik,” kata Sari Widiati, warga Indonesia saat melihat Colours of Malaysia.

Komentar serupa juga akan muncul jika mengamati sejumlah obyek wisata yang ditawarkan Malaysia, yang menyebut dirinya sebagai truly Asia (Asia yang sebenarnya) ini. Central Market di Kuala Lumpur, yang merupakan tempat mencari suvenir khas Malaysia, tidak lebih besar jika dibandingkan dengan Pasar Seni Sukowati di Bali.

Pasar bebas pajak di Rantau Panjang, Kelantan, yang ditawarkan untuk mereka yang merindukan suasana pasar tradisional, juga lebih mirip dengan Pasar Ular di Jakarta. Festival layang-layang pada 25 Mei lalu di Kelantan dan diikuti sejumlah negara, termasuk Indonesia, juga mirip dengan acara serupa yang setiap tahun diadakan di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Eksotisme pasir putih dan terumbu karang di Pulau Perhentian, Terengganu, sehingga dijuluki sebagai tempat perhentian dari dunia yang ramai, juga tidak melebihi keindahan pantai di Lombok atau gugusan pulau kecil di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Candi Borobudur atau Prambanan di Jawa Tengah jauh lebih eksotis dibandingkan dengan patung Buddha Tidur yang disebut terbesar di dunia atau Patung Buddha Duduk yang merupakan tertinggi kedua di Asia Tenggara. Kedua patung itu ada di Kelantan, perbatasan dengan Thailand.

Namun, dengan berbagai kesederhanaannya, Malaysia yang berpenduduk 27 juta ini ternyata mampu menggaet sekitar 21 juta wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2007. Untuk tahun ini mereka menargetkan dikunjungi 23 juta wisman. Capaian itu jauh di atas Indonesia yang tahun ini menargetkan dikunjungi tujuh juta wisman.

Ironisnya, dari 23 juta wisman yang ditargetkan mengunjungi Malaysia, dua juta di antaranya diharapkan berasal dari Indonesia. Target yang amat realistis karena dari data bagian Pariwisata Malaysia, negeri jiran itu dikunjungi 1,8 juta wisman dari Indonesia tahun 2007. Jumlah ini meningkat 48 persen dibandingan dengan tahun 2006, yakni hanya 1,22 juta wisatawan dari Indonesia yang datang ke negara itu.

Pemasukan Malaysia dari 1,8 juta wisman Indonesia tersebut mencapai 3.340,5 juta ringgit atau sekitar Rp 9,687 triliun (kurs 1 ringgit = Rp 2.900). Pemasukan itu, sebanyak 44,4 persen berasal dari pengeluaran untuk belanja dan 23,2 persen untuk akomodasi. Adapun sisanya dipakai untuk makan dan minum (13,8 persen) serta transportasi lokal (12,5 persen).

”Jika Malaysia dapat 21 juta wisman, seharusnya Indonesia bisa menggaet 50 juta wisman karena alam kita lebih indah dan lengkap. Kalau itu terjadi, kita tidak akan terlalu ribut dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM),” kata Nanang, wartawan dari Indonesia,

Dengan hitungan yang sama, 1,8 juta wisman yang datang ke Malaysia memberikan pendapat ke negara itu Rp 9,687 triliun, pemasukan dari 50 juta wisman datang ke Indonesia akan mencapai Rp 269 triliun. Angka yang lebih besar dibandingkan dengan subsidi BBM dalam revisi APBN Perubahan 2008 usulan pemerintah yang besarnya Rp 132,1 triliun.

Tidak hanya keindahan

Namun, menjual pariwisata tidak cukup bermodalkan keindahan alam. Harus ada faktor lain, dan dalam Sapta Pesona yang dipopulerkan saat Kunjungan Indonesia tahun 1991, hal itu meliputi aman, tertib, sejuk bersih, indah, ramah tamah, dan kenangan.

Hal lain yang juga penting, seperti disampaikan Direktur Divisi Promosi Internasional Pariwisata Malaysia Wan Zawawi Mohammed, adalah kemudahan akses. Dalam hal ini Indonesia cukup belepotan terkait dengan adanya larangan bagi maskapai penerbangan Indonesia untuk terbang ke Eropa.

Di sebagian besar unsur dalam Sapta Pesona, misalnya kebersihan dan ketertiban, Indonesia juga tertinggal dibandingkan dengan Malaysia. Demikian juga dalam citra tentang keamanan.

Padahal, citra tentang keamanan ini sangat penting bagi industri pariwisata. Ini dapat dilihat dari akibat ledakan bom Bali tahun 2002. Pada tahun 2000-2002, jumlah wisman ke Indonesia rata-rata di atas lima juta orang. Namun, tragedi bom itu membuat kunjungan wisman pada tahun 2003 melorot menjadi 4,5 juta orang.

Saat ini, konflik besar seperti yang terjadi di Ambon dan Poso memang tidak terlihat lagi di Indonesia. Namun, kekerasan ”kecil” seperti yang terjadi di sekitar Monumen Nasional pada 1 Juni masih terjadi dan cukup mengganggu pencitraan keamanan di Indonesia.

Bagi sebagian masyarakat internasional, hal yang amat mengherankan dan mengerikan adalah jika ada orang atau kelompok tertentu dapat berkeliaran bebas di tempat umum di Indonesia dengan membawa senjata tajam, bahkan menyerang pihak lain.

Kasus seperti itu memang jarang terjadi. Namun, sekali saja peristiwa itu muncul dan disiarkan media massa internasional dampaknya akan sangat besar. Gambaran itu akan menanamkan citra tentang Indonesia yang tidak aman di banyak masyarakat internasional dan butuh perjuangan yang keras untuk menghilangkannya.

Ironisnya, berbagai insiden itu sering dipicu oleh keanekaragaman di Indonesia, misalnya karena perbedaan etnis atau keyakinan. Padahal, seperti terlihat di Malaysia, perbedaan yang akhirnya menimbulkan keragaman budaya itu, jika dikelola dengan baik, mendatangkan banyak devisa, terutama dari industri pariwisata.

Namun, menjaga kebhinnekaan dan mencegah berbagai insiden yang dapat mengganggu industri pariwisata tidak cukup dilakukan dengan terus mengingatkan masyarakat dengan cerita-cerita besar. Misalnya, tentang Indonesia yang dapat merdeka karena tekad dan persatuan seluruh rakyat atau tentang kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.

Merawat kebhinnekaan juga harus dilakukan dengan memperlakukan secara adil semua komponen bangsa. Itu antara lain berarti, yang benar harus dibela dan yang lemah perlu dilindungi.

Sumber: http://www.kompas.com
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]


Posted: 23 June 2008 05:302810 Reads - Print
Ratings
Please select your Rating:
No Ratings have been Posted.
Artikel Sebelumnya:
Jika mau refreshing or water sport di Bali

Jika ingin tour (keliling-keliling) Bali

Jika mau cari souvenir / beli oleh-oleh di Bali

Pengen beli voucher Hotel (Indonesia or luar negeri) ?

Haryono China Beauty

Artikel Lainnya:
Renungan Harian Katolik RenunganPKarmCSE.com

Koleksi ucapan/sms Selamat Tahun Baru 2011

Pesan Paus untuk para Imam: "Kita Harus nge-Blog"

Penyakit Kawasaki Hadir di Indonesia;; 5.000 Balita Menderita Penyakit Kawasaki;; RS Omni Dirikan Kawasaki Center

Netbook HP (Notebook mini Hewlett-Packard) yang paling dicari saat ini: HP mini 1013TU, HP 1169, HP 1179

Melakukan Lima Usaha Marketing (3)

Membangun Spirit Bangsa

Milis Yahoogroups yang mendadak hilang/dihapus

I Love You, Honey

Jurus-Jurus Marketing Inspirasional (Jurus Orchard Road)



It's free for YOU. Gratis untuk ANDA!