(Eh, Tahu Nggak?) Pacing dan Leading Di Saat Tilang
From: Hingdranata Nikolay
Hari Jumat, selepas acara training "Action Learning Coach" di Hotel Sahid,
beberapa waktu lalu, saya ditahan polisi saat dianggap memotong jalur
terlarang. Saya bersama Carsten, sahabat kita dari Malaysia, di dalam
mobil. Malam itu, entah kenapa saya tidak ingin membayar apapun, karena
tahu saya tidak melakukan kesalahan apapun. Apalagi saya lewat jalur itu
karena sahabat saya Pak Yunus juga lewat situ dan tidak ditahan oleh mereka.
Dan saya lewat situ karena memang mengikuti mobil Pak Yunus. Mobil saya
dihampiri seorang polisi setelah ia menghadang persis di depan dan menyuruh
saya meminggirkan mobil.
Ini beberapa catatan PACING dan LEADING saya saat berhadapan dengan sang
polisi. Saya rangkumkan, saya persingkat dan tidak sama persis tapi
berdasarkan peta ingatan saya yang terdekat. Percakapan sebenarnya sekitar
15 menit. Tidak bermaksud agar ditiru para sahabat karena konteks, waktu,
tempat, situasi, personelnya, dan hasilnya bisa beda-beda. Walau tidak ada
salahnya mencoba sekali-sekali :-)
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
HN: "Ada apa, Pak?"
POL: "Bapak tidak boleh lewat sini, Pak. Bisa saya lihat surat-suratnya?"
HN: (Menyerahkan SIM dan STNK saya) "Saya ikuti teman saya dari belakang,
Pak. Tadi dia lewat tidak Bapak tahan, saya pikir memang nggak apa-apa"
POL: "Saya tidak lihat mobilnya tadi. (Agak salah tingkah sambil memandang
mobil Pak Yunus dari kejauhan). Tapi Bapak khan tahu setiap hari di sini itu
tidak boleh lewat. Itu aturan sudah lama, Pak"
HN: "Wah, saya tidak pernah lewat sini, Pak. Kalau ada rambu, garis putih,
dan sejenisnya, saya pasti tidak akan berani lewat, Pak. Bagaimana saya bisa
tahu ada aturan begitu, Pak?" (PACING)
POL: "Lho, kalau semua orang mengaku begitu, semua boleh melanggar dong,
Pak? Semua bisa bilang tidak tahu. Ini aturan sudah mulai dulu"
HN: (Menoleh ke belakang dan memperhatikan sekitar 6-7 mobil lainnya juga
dihentikan di belakang saya) "Saya heran, Pak. Kalau tidak boleh lewat sini,
kenapa semua mobil itu lewat, Pak? Padahal mereka sudah lihat Bapak
menghentikan banyak mobil. Kalau aturan ini sudah lama, berarti banyak
sekali yang nggak tahu, Pak. Khan lebih membantu kalau ada rambu atau tanda,
betul, Pak?" (PACING)
POL: "Itu bukan urusan saya, Pak. Sekarang Bapak maunya gimana?" (Sambil
berlagak hendak mencatat di bukunya - Tebakan generalisasi: tentu 'sinyal'
minta keputusan uang damai)
HN: "Saya minta kebijakan Bapak untuk tidak menilang saya" (bukan LEADING,
karena saya tahu belum saatnya dan hanya perlu menjawab pertanyaannya saja)
POL: "Wah, itu mana bisa, Pak? Apa kata teman-teman saya nantinya? Semua
mobil yang lain ditilang, kenapa Bapak istimewa?"
HN: "Pak, saya dengan mudah tergoda untuk mencabut uang saya dan berikan ke
Bapak. Tapi saya tahu, Bapak seperti saya, tahu tindakan seperti ini nggak
bener, Pak. Betul khan, Pak? (PACING) Saya warga negara yang baik seperti
Bapak. Saya sadar hukum dan saya yakin Bapak. (saya mendongak melihat name
tag-nya dia)"
POL: "AJ (menjawab sambil menunjukkan tag nya)!"
HN: "Ya, Bapak AJ juga bijak hukum (PACING - line ke depan sudah masuk
LEADING). Jika tidak ada rambu maupun garis putih yang menandakan saya untuk
tidak lewat sini, tentu Bapak paham kenapa saya dan mobil lainnya lewat
sini. Ada perbedaan saya melanggar hukum dengan saya lewat jalan yang tidak
ada rambu dilarang lewat. Betul khan, Pak? Lagipula, saya yakin setelah
Bapak memberi kebijakan ini, malah Bapak bisa mengajak teman-teman Bapak
untuk tidak menunggu di bagian jalan ini dan menilang, tapi mencegah
mobil-mobil dari seberang untuk lewat sini, Pak. Supaya tidak berkesan
sengaja menjebak"
POL: "Jadi Bapak minta saya hanya beri peringatan saja?"
HN: "Saya tidak katakan hal-hal ini kalau saya tahu Bapak seperti polisi
pada umumnya yang punya citra buruk di masyarakat, Pak. Bapak santun dan
mau diajak berbicara oleh warganya, seperti semboyan Bapak "melindungi dan
melayani masyarakat'. Saya yakin Bapak AJ berbeda dari mereka, dan saya
tidak akan lupakan kejadian ini untuk pelajaran saya bahwa tidak semua
polisi seperti yang diberitakan di mana-mana (sudah LEADING tajam)"
POL: (sudah terlihat ragu dan hendak mengembalikan SIM dan STNK saya, walau
masih agak ditahan)
HN: "Saya akan sangat berterima kasih kepada Pak AJ, terutama karena telah
mengajarkan saya bahwa citra polisi tidak semua buruk, Pak. Ini sebuah
pelajaran berharga"
POL: "Oke, kalau begitu. Kali ini saya hanya beri peringatan. Harap Bapak
berhati-hati dan tidak lewat sini lagi, Pak" (menyodorkan SIM dan STNK saya)
HN: "Saya hargai sekali tindakan Bapak AJ dan akan perhatikan nasihat
Bapak!" (mengambil SIM dan STNK saya dan melaju pergi)
Dalam perjalanan, Carsten tersenyum dan mengatakan. "Untuk pertama kalinya
saya alami di Asia Tengara, ditilang dan hanya diberikan peringatan!" Saya
hanya ucapkan "Entahlah, malam ini saya memang rasanya hanya ingin merasakan
keajaiban PACING-LEADING. Jadi saya tancap saja!"
Have a positive day!
Hingdranata Nikolay, MNLP, CHt
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]