rgds,
-soeki-
Koleksi Semua Artikel Menarik: http://www.gsn-soeki.com/wouw/
----------------------------
From: Ami
V. Katakan 'kita' - jangan katakan 'kalian/kamu'
Saya telah mendengar ribuan presentasi yang tidak efektif karena pembicaranya meninggalkan kesan yang merendahkan terhadap pendengar-pendengarnya. Hal ini terjadi hanya dengan si pembicara menggunakan kata "kalian/kamu" dimana dia seharusnya menggunakan kata "kita"
Misalnya, kalau saya mengatakan "Bila kamu sedang cemas, kamu sebaiknya menyibukkan diri sehingga kamu tidak punya waktu untuk memikirkan persoalan-persoalan kamu." Saya memberi kesan bahwa saya sedang mengajari Anda dan berbicara seakan-akan saya lebih tahu dari Anda.
Sekarang, mari kita lihat apakah akan terdengar lebih baik kalau saya mengatakannya seperti ini, "Bila kita sedang cemas, kita sebaiknya menyibukkan diri kita sehingga kita tidak punya waktu untuk memikirkan persoalan-persoalan kita."
Lihat perbedaannya? Bila kita menggunakan kata "kalian/kamu", kita menyinggung perasaan orang lain dengan memberi kesan bahwa kita bersikap lebih tinggi dari mereka.
CATATAN PERINGATAN: Penggunaan kata 'kita' yang berlebihan cenderung membuat seorang pembicara terdengar sama merendahkan dengan bila dia menggunakan kata 'kalian/kamu.' Seperti halnya dengan bagian III, gunakanlah segala sesuatunya secara proporsional.
VI. Jangan berbicara dengan "wajah cemberut dan suara yang mengomel"
Ingatlah bahwa ekspresi wajah Anda dan nada suara Anda sering berbicara lebih kuat daripada kata-kata Anda.
Socrates menemukan hal itu ribuan tahun yang lalu. Dia mempunyai keyakinan yang begitu dalam selama hidupnya bahwa dia telah ditunjuk oleh Tuna untuk memperbaiki dirinya sendiri dan orang lain yang dia temui. Namun dia merasa bahwa misi yang besar dan abadi ini tidak akan dapat dicapai dengan "wajah yang cenberut dan suara yang mengomel.' Dia telah belajar mengenai hal itu dari pengalaman - tepat di rumahnya sendiri. Dia menikah dengan seorang wanita yang cepat marah. Dia tahu bahwa dia justru menjadi sebal bila istrinya berbicara dengan wajah cemberut dan nada suara yang kesal.
Jadi ingatlah bahwa bila Anda sedang berbicara, baik secara pribadi ataupun di depan umum, Anda tidak dapat membuat orang menyukai Anda dengan wajah cemberut dan suara yang marah-marah. Quintilian mengajarkan sembilan belas abad yang lalu bahwa "yang tidak enak didengar akan tidak mudah memasuki pikiran." Dan Quintilian mungkin telah menambahkan bahwa apapun yang menyinggung ego kita hanya akan membangkitkan kemarahan dan kejengkelan.
VII. Berbicaralah sesuai dengan minat pendengar Anda.
Semua pendengar sangat dan selalu tertarik mengenai diri mereka sendiri dan mengenai cara memecahkan masalah mereka. Hanya itulah yang menarik minta mereka. Jadi, bila Anda menunjukkan kepada mereka bagaimana menjadi lebih gembira, bagaimana mendapatkan lebih banyak uang, bagaimana menghilangkan kekhawatiran dan bagaimana mendapatkan keinginan mereka, maka mereka akan dengan senang hati mendengarkan Anda - dan mereka tidak akan memperhatikan seperti apa suara Anda, bagaimana Anda bernafas, berdiri, berdandan, bergerak, atau seperti apa tata bahasa yang Anda gunakan.
Sebagai contoh, beberapa tahun yang lalu saya mendengarkan seorang manajer penjualan berbicara mengenai bagaimana dia mendapat teman dan menjadi teman mengobrol yang menyenangkan hanya dengan mengajukan pertanyaan kepada orang lain, "Bagaimana Anda dulu masuk dalam pekerjaan Anda sekarang?" Wanita ini menyatakan bahwa pertanyaan yang sederhana ini telah begitu bermanfaat bagi dirinya, khususnya saat berbicara dengan orang yang belum dikenalnya. Saya sudah lupa siapa nama pembicara itu. Saya sudah lupa bagaimana wajahnya dan bagaimana dia berbicara; tetapi saya tidak akan melupakan apa yang dikatakannya karena dia telah menunjukkan kepada saya bagaimana memecahkan salah satu masalah saya.
Berikut adalah contoh bagaimana Anda dapat mendiskusikan hampir segala macam topik dari suatu sudut pandang yang akan menarik minta pendengar-pendengar Anda. Saat salah seorang dari perwakilan kami di wilayah Midwest diundang untuk berbicara di depan Traffic Club setempat, dia memutuskan untuk berbicara mengenai suatu topik yang telah dipelajarinya selama 20 tahun - suatu topik yang dia punya hak untuk menyampaikan kepada orang lain - "Iklan untuk Memperoleh Keuntungan." Kemudian dia menyadari bahwa pendengarnya akan terdiri hampir seluruhnya dari pemilik dan eksekutif perusahaan-perusahaan truk angkutan dan transportasi - orang-orang yang tidak secara langsung tertarik dengan masalah periklanan.
Namun, setelah berbicara dengan beberapa pemilik perusahaan truk angkutan, dia menemukan bahwa mereka amat khawatir mengenai jumlah angkutan yang menurun karena resesi dalam dunia usaha. Jadi dia menghubungkan topiknya dengan masalah mereka. Dia memulai presentasinya seperti berikut: "Sebagai seorang eksekutif periklanan, saya merasa tenteram untuk berbicara kepada kelompok orang-orang yang kemakmurannya juga berdasar langsung pada periklanan seperti halnya saya sendiri. Kita semua harus menyadari bahwa kekuatan periklananlah yang memulai aliran barang-barang dari sumbernya ke konsumen - suatu aliran melalui rel-rel kereta api dan jalur-jalur truk yang Anda operasikan. Percikan api periklananlah yang mencetuskan rangkaian peristiwa di atas mana orang-orang dalam ruangan ini bertumpu untuk mendapat sesuap nasi."
Si pembicara kemudian berbicara mengenai periklanan selama 30 menit dan membuat hadirin menyukainya dengan mengkaitkan topiknya dengan minat mereka.
VIII. Nikmatilah saat-saat Anda berbicara.
Salah satu prinsip berbicara yang terpenting - suatu prinsip yang tidak pernah saya dengar dari orang lain - adalah ini: penting sekali untuk menikmati saat-saat melakukan presentasi. Kalau Anda tidak senang berbicara, bagaimana Anda dapat mengharapkan orang lain akan senang mendengarkan Anda? Saya telah mengambil pelajaran tersebut sebagai hasil dari memberikan ratusan presentasi di berbagai penjuru Amerika Serikat, Kanada dan Kepulauan Inggris. Pada salah satu kesempatan, saya berbicara pada pemirsa di Baltimore. Ketika itu saya sedang sangat lelah sehingga saya berpegangan pada pinggiran meja untuk mencegah diri saya jatuh ke lantai; namun, saya tidak percaya bahwa pendengar-pendengar saya tahu bahwa saya sedang lelah. Kenapa? Sebab saya begitu bersemangat mengenai apa yang saya sampaikan, sehingga saya tidak dapat tidak berbicara dengan penuh energi dan semangat.
Apapun sikap mental dan emosional Anda, keduanya cenderung menular. Kalau Anda menikmati ketika Anda sedang berbicara, menyanyi ataupun bermain ski es, orang-orang yang menonton Anda ataupun mendengarkan Anda pasti akan ikut menikmati. Sikap emosional adalah sama menularnya dengan cacar air.
Hal itu berlaku tidak saja dalam berbicara; prinsip itu juga berlaku untuk menyanyi, pernikahan,menjual, atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat Anda bayangkan. "Tapi," demikian Anda bertanya, "bagaimana saya dapat sangat menikmati saat saya berbicara?"
Rahasianya sederhana saja: berbicaralah mengenai sesuatu tentang mana Anda mempunyai hak untuk berbicara; sesuatu yang menimpulkan kemilau di mata Anda dan perasaan dalam suara Anda. Misalnya, kalau saya sedang berbicara mengenai tarif impor, saya akan membuat semua orang bosa, termasuk diri saya sendiri; tetapi kalau saya berbicara mengenai Bagaimana Memperoleh Kawan ... Bagaimana Menghentikan Kecemasan ... atau Keajaiban Antusiasme - saya selalu menikmatinya dan berharap sebagian dari pendengar saya juga menikmatinya.
Tidak penting bagi seorang pembicara untuk mempunyai pesan yang serius atau berat untuk dapat merebut hati sekelompok pemirsa. Seperti yang telah disebutkan tadi, salah satu presentasi yang paling mengesankan yang pernah saya dengar dari seorang peserta pelatihan ini diberikan oleh seorang wanita di Chicago mengenai pintu-pintu belakang. Seorang peserta di Tulsa, Oklahoma, memberikan presentasi dua menit yang selalu saya ingat mengenai sup kacang.
Suatu presentasi tidak harus menyangkut hal-hal penting supaya dapat efektif. Misalnya, ketika MRs. Dale Carnegie baru saja kembali dari perjalanan ke Washington D.C., dimana dia mengunjungi salah satu kelas kami. Waktu bercerita mengenai presentasi-presentasi yang didengarnya di sana, dia kelihatannya amat terkesan denga presentasi yang diberikan oleh Earl B. Fuller.
"Apa sih yang diceritakan Mr Fuller?" tanya saya. "Dia berbicara mengenai memelihara ikan-ikan tropis,' katanya. "Oh," jawab saya, "saya tidak tahu kalau kamu tertarik dengan ikan tropis!"
"Memang saya tidak tertarik," kata istri saya, "sampai Mr. Fuller mulai berbicara. Tetapi dia sendiri begitu bersemangat tentang ikan tropis sehingga saya jadi ikut tertarik."
Mr. Fuller terbukti telah belajar mengenai pelajaran dasar dalam menarik minat pendengar.: Dia tahu bagaimana menikmati saat memberikan presentasi.
IX. Jangan minta maaf.
Pernahkah Anda mendengar seorang pembicara memulai dengan berkata seperti ini, "Saya tidak tahu bahwa saya harus menyampaikan presentasi ini sampai dua Minggu yang lalu saat bapak ketua dewan direksi mengatakan kepada saya bahwa saya harus menggantikan bapak presiden direktur. Yah, saya bermaksud untuk mempersiapkannya, tetapi saya harus pergi ke tempat lain. Saat kembali, saya kena flu berat di kereta, sehingga saya rasa saya tidak akan dapat memberikan presentasi yang baik hari ini. Saya bukan pembicara yang heba, tetapi ... " Pemirsa menjadi gelisah dan bosan dengan pembukaan ini, dan bertanya-tanya kenapa si pembicara tidak langsung masuk ke intinya, atau kenapa tidak tutup mulut saja. Kalau seorang pembicara terhalang oleh gangguan fisik yang akan mempengaruhi kualitas presentasinya, si pembicara berhak membatalkan presentasi tersebut karena alasan kesehatan. Bila dilihat dari kepentingan pendengar, presentasi itu PERLU dibatalkan.
Jangan terima undangan untuk berbicara terkecuali bila Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik. Kalau Anda melakukan yang terbaik yang dapat Anda lakukan, Anda tidak perlu meminta maaf. Kalau tidak, permintaan maaf yang sebesar apapun tidak akan dapat diterima. Permintaan maaf biasanya adalah pemborosan waktu yang mengesalkan bagi pemirsa. Kita tidak perlu meminta maaf satu kali pun kepada pemirsa karena suara yang serak atau sedikit sakit yang secara keseluruhan tidak menghalangi kita membuat presentasi. Pendengar tertarik dengan apa yang kita akan sampaikan - bukan situasi kesehatan kita.
Namun, bila kita terpaksa datang terlambat untuk suatu perjanjian untuk berbicara misalnya karena penerbangan yang tertunda, karena kereta api yang terlambat atau alasan-alasan jelas lain yang sejenis, kita dapat menjelaskan situasinya secara singkat, minta maaflah dengan sopan, dan kemudian masuk ke dalam presentasi sebelum lebih banyak waktu terbuang.
Apakah Anda ingat membaca karya klasik di masa kecil Anda, Alice di Negeri Ajaib? Bila ya, Anda akan ingat bahwa Mad Hatter, ketika bersaksi di pengadilan di hadapan Raja Hati, melipat kedua tangannya dan jatuh ke atas lututnya dalam rasa malu yang luar biasa, dan mengatakan: "Saya seorang yang malang, Yang Mulia - saya seorang yang malang - (glek) - saya seorang yang malang..."
"Kamu memang seorang pembicara yang amat buruk," bentak sang Raja.
Dan demikianlah yang umumnya kita rasakan bila seorang pembicara menyirami kita dengan permintaan maaf.
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]