rgds,
-soeki-
Koleksi Semua Artikel Menarik: http://www.gsn-soeki.com/wouw/
----------------------------
From: Ami
Berbicaralah Dari Hati Anda - Bukan Dari Sebuah Buku
Banyak oranga yang belajar berbicara di depan umum yang seperti wanita itu. Mereka ingin memperoleh topik mereka dari sebuah buku atau majalah dan bukannya dari pengetahuan dan keyakinan mereka sendiri. Contohnya, beberapa tahun yang lalu, saya menjadi salah satu dari tiga juri dalam kontes berbicara antar perguruan tinggi di NBC Network. Para juri tidak pernah melihat para pembicara itu. Kami mendengarkan mereka dari Studio 8G di Radio City. Saya berharap, oh, seandainya setiap orang dapat menyaksikan apa yang terjadi dalam studio itu. Pembicara pertama berbicara mengenai "Demokrasi di Persimpangan Jalan." Yang berikutnya berbicara mengenai "Bagaimana Mencegah Peperangan." Sangat jelas bahwa mereka sekedar mengulangi dengan cermat kata-kata yang dilatih dan dihafal. Jadi tidak satupun tamu dalam studi itu maupun juri memperhatikan mereka. Salah seorang anggota juri adalah Willem Hendrik van Loon. Ketika dia mulai menggambar kartun dari salah seorang kontestan, semua orang berdiri dan meperhatikannya dan tidak memperdulikan "orasi-orasi" amatir, kata-kata yang dihafal, yang terdengar di udara.
Namun, pembicara berikutnya segera menangkap perhatian saya. Seorang mahasiswa tingkat akhir di Universitas Yale yang berbicara mengenai masalah-masalah perguruan-perguruan tinggi. Dia mempunyai hak untuk berbicara mengenai hal itu. Kami mendengarkannya dengan penuh rasa hormat. Tetapi pembicara memperoleh hadiah pertama memulai seperti ini:
"Saya baru tiba dari sebuah rumah sakit di mana seorang teman saya mendekati ajal karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Kebanyakan kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh generasi yang lebih muda. Saya adalah anggota dari generasi itu dan saya ingin berbicara kepada Anda mengenai penyebab dari kecelakaan-kecelakaan itu."
Semua orang dalam studio diam sementara dia berbicara. Dia berbicara mengenai kenyataan, dan tidak mencoba untuk berpidato. Dia berbicara mengenai sesuatu yang sudah menjadi haknya untuk dia bicarakan. Dia berbicara dari dalam dirinya sendiri.
Milikilah Hasrat yang Mendalam Untuk Berkomunikasi
Namun, saya perlu memperingatkan Anda bahwa sekedar memiliki hak untuk berbicara mengenai suatu topik tidak akan selalu menghasilkan presentasi yang bagus. Satu elemen lain perlu ditambahkan - suatu elemen yang vital dalam berbicara. Ringkasnya, elemen itu adalah ini: selain memiliki hak untuk berbicara, kita harus juga memiliki hasrat yang dalam dan lekat di hati kita untuk mengkomunikasikan keyakinan kita dan mentransfer perasaan kita pada pendengar-pendengar kita.
Sebagai contoh: seandainya saya diminta untuk berbicara mengenai memelihara tanaman jagung dan ternak babi. Saya pernah tinggal di pertanian jagung dan peternakan babi di Missouri, sehingga tentunya saya mempunyai hak untuk berbicara mengenai topik tersebut. Tetapi saya tidak mempunyai hasrat khusus untuk mengkomunikasikan ide-ide saya dan keyakinan saya mengenai topik itu kepada Anda. Tetapi seandainya saja saya diminta untuk berbicara mengenai permasalahan dalam pendidikan yang saya peroleh di perguruan tinggi. Kecil kemungkinannya saya akan gagal kalau saya berbicara mengenai topik tersebut, sebab saya mempunyai tinga persyaratan dasar untuk presentasi yang baik. Pertama, saya berbicara mengenai sesuatu yang saya punya hak untuk berbicara. Kedua, saya mempunyai perasaan dan keyakinan yang mendalam yang ingin saya sampaikan. Ketiga, saya akan mempunyai ilustrasi-ilustrasi yang jelas dan meyakinkan dari pengalaman saya sendiri.
Saat Gay Kellogg berbicara mengenai penyesalan terbesar dalam hidupnya - tak pernah mengenal kasih sayang seorang ibu - dia bukan saja mempunyai hak yang didapatnya melalui penderitaannya untuk berbicara mengenai hal itu, tetapi dia juga memiliki suatu hasrat emosional yang dalam untuk menceritakan kisah itu kepada kami. Demikian juga peserta yang berbicara di pelatihan kami di Kamar Dagang Brooklyn mengenai kematian ibunya - "Bukan kehendakku, tetapi kehendakMu yang jadi."
Sejarah telah berulang kali dirubah oleh orang-orang yang memiliki hasrat dan kemampuan untuk mentransfer keyakian dan emosi mereka kepada pendengar mereka.
Kalau seandainya John Wesley tidak memiliki hasrat dan kemampuan tersebut, dia tidak akan pernah dapat mendirikan denominasi gereja yang telah menyebar ke seluruh dunia.
Kalau Peter sang Pertapa tidak memiliki hasrat dan kemampuan tersebut, dia tidak akan pernah dapat menggugah imajinasi dunia dan membawa Eropa ke dalam Perang Salib yang berdarah dan sia-sia untuk mengambil alih Tanah Suci.
Kalau Hitler tidak memiliki kemampuan dalam dirinya untuk mentransfer kebencian dan kepahitan kepada pendengarnya, dia tidak akan dapat mengambil kekuasaan di Jerman dan menjerumuskan dunia ke dalam perang.
Bicaralah Mengenai Pengalaman-Pengalaman Anda
Anda sekarang ini siap untuk membuat sekurangnya selusin presentasi yang baik - tidak ada orang lain di muka bumi ini yang dapat menyampaikannya selain Anda, karena tidak ada orang lain yang mempunyai pengalaman yang sama persis seperti yang Anda alami. Apakah topik-topik tersebut? Saya tidak tahu. Tetapi Anda tahu. Jadi bawalah selembar kertas ke mana pun Anda pergi untuk beberapa minggu dan tuliskan, begitu Anda terpikir, semua topik yang Anda siap bicarakan berdasarkan pengalaman - topik seperti "Penyesalan Terbesar dalam Hidup Saya," "Ambisi Terbesarku," dan "Kenapa Saya Menyukai (atau Tidak Menyukai) Sekolah." Lakukanlah itu dan Anda akan terkejut betapa cepatnya daftar Anda akan berkembang.
Berikut adalah kabar baik bagi Anda: perkembangan Anda sebagai seorang pembicara akan lebih banyak bergantung pada topik-topik yang Anda pilih untuk dibawakan daripada atas kemampuan dasar Anda sebagai seorang pembicara. Anda dapat merasa santai dan memberikan presentasi yang baik dalam waktu singkat bila Anda mau melakukan apa yang dilakukan Gay Kellogg: berbicara mengenai pengalaman yang telah menyentuh Anda begitu dalam, pengalaman yang telah Anda pikirkan selama dua puluh tahun. Tetapi Anda mungkin tidak pernah merasa benar-benar santai bila Anda mencoba untuk memberi ceramah mengenai "Invasi Mussolini ke Etiopia" atau "Demokrasi di Persimpangan Jalan".
Berbicaralah Mengenai Hal-hal yang Telah Anda Pelajari
Berbicara mengenai pengalaman-pengalaman Anda jelas merupakan cara yang tercepat untuk mengembangkan keberanian dan kepercayaan diri, tetapi setelah Anda memperoleh sedikit pengalaman, Anda akan ingin untuk berbicara mengenai topik-topik lain. Apa topiknya? Dan di mana Anda dapat menemukannya? Di mana saja. Misalnya, saya pernah meminta sebuah kelas eksekutif-eksekutif dari New York Telephone Company untuk mencatat setiap ide untuk presentasi yang terpikir oleh mereka sepanjang minggu. Waktu itu bulan November. Satu orang melihat tulisan Hari Pengucapan Syukur tercetak di kalender, dan berbicara mengenai berbagai hal yang dapat disyukuri. Orang yang lain melihat beberapa merpati di jalan. Yang dilihatnya itu menginspirasikan sebuah ide. Orang itu menyampaikan sebuah presentasi mengenai merpati, yang tidak akan saya lupakan. Tetapi yang menjadi pemenang malam itu adalah seorang anggota kelas yang melihat kutu busuk yang merayap di kerah seorang pria di kereta bawah tanah. Anggota kelas itu memberi kami sebuah presentasi yang masih saya ingat setelah dua puluh tahun.
Bawalah Sebuah "Buku Corat-Coret"
Mengapa Anda tidak lakukan apa yang dilakukan oleh Voltaire? Voltaire, salah seorang penulis yang paling berpengaruh pada abad kedelapan belas, membawa di dalam kantungnya apa yang disebutnya sebuah "buku corat-coret" - sebuah buku di mana dia menuliskan pikiran-pikiran dan ide-ide yang terlintas dibenaknya. Mengapa Anda tidak membawa sebuah "buku corat-coret?" Dengan demikian, kalau Anda kesal dengan seorang pegawai toko yang tidak sopan, misalnya, tuliskan kata "Ketidaksopanan" dalam buku corat-coret Anda. Kemudian coba untuk mengingat dua atau tiga kejadian yang menyolok tentang ketidaksopanan. Pilihlah yang terbaik dan ceritakan kepada kami apa yang sebaiknya kami lakukan mengenainya. Simsalabim! Anda mempunyai presentasi dua menit mengenai Ketidaksopanan.
Begitu Anda mulai mencari topik-topik untuk presentasi, Anda akan menemukannya di mana-mana: di rumah, di kantor, di jalan.
"Nyanyikanlah Sesuatu Yang Sederhana"
Jangan coba untuk berbicara mengenai masalah-masalah yang menggoncang dunia seperti "Bom Atom." Ambillah sesuatu yang sederhana - hampir apa saya bisa menjadi topik presentasi, selama ide tersebut yang menarik Anda, bukannya Anda yang menarik ide. Misalnya, baru-baru ini saya mendengar peserta pelatihan ini, Mary A. Leuer dari Chicago, berbicara mengenai "Pintu Belakang." Anda mungkin akan merasa presentasinya itu membosankan saat Anda membacanya; tetapi seandainya saja Anda mendengarnya, seperti saya mendengarnya, Anda akan menyukainya karena dia sendiri begitu bergairah mengenai pintu belakangnya. Bahkan, saya belum pernah mendengar orang lain berbicara dengan antusiasme yang demikian menyala mengenai mengecat pintu belakang! Hal yang ingin saya sampaikan adalah ini: hampir setiap topik bisa menjadi bahan presentasi selama Anda sendiri mempunyai hak untuk berbicara mengenai topik itu melalui studi atau pengalaman, dan bergairah mengenai hal itu dan ingin sekali menyampaikannya kepada kami.
Inilah Presentasi Mengenai Pintu Belakang Yang Terkenal Itu !
"Empat tahun yang lalu, waktu saya pindah ke apartemen saya yang sekarang, pintu belakangnya dicat dengan warna abu-abu yang menjemukan. Jelek sekali. Setiap kali saya membuka pintu belakang saya merasa tertekan. Jadi saya beli sekalen cat warna biru yang indah dan mencat bagian luar pintu belakang itu, kusennya, dan sebelah dalam pintu kasanya. Cat itu adalah warna biru yang paling indah yang pernah saya lihat; dan setelah itu setiap kali saya membuka pintu belakang, rasanya seperti saya sedang melihat sepotong langit.
"Saya tidak pernah lebih marah dalam hidup saya dibanding pada waktu saya pulang suatu malam belum lama ini dana mengetahui bahwa tukang cat telah membuka pintu belakang saya dan mencat pintu biruku yang indah dengan warna abu-abu dempul yang paling mengerikan. Rasanya kepingin sekali mencekik tukang cat itu"
"Anda dapat mengetahui lebih banyak mengenai orang dari pintu belakang mereka daripada yang dapat Anda ketahui dari pintu depan mereka. Pintu depan seringkali dipercantik untuk mengesankan Anda. Tetapi justru pintu belakang menceritakan siapa mereka sebenarnya. Sebuah pintu belakang yang jorok mengungkapkan rumah tangga yang jorok. Tetapi sebuah pintu belakang yang dicat dengan warna-warna ceria dan di dekatnya ada pot-pot bunga yang sedang bermekaran dan tong-tong sampah yang dicat dan rapi, pintu belakang seperti itu mengatakan kepada Anda bahwa ada seseorang yang menarik dengan imajinasi yang hidup tinggal di belakangnya. Saya sudah membeli sekaleng cat biru yang indah; dan Sabtu depan, saya akan bersenang-senang. Saya akan kembali membuat pintu belakang saya cerah dan membangkitkan semangat."
Demikianlah kisah tersebut. Sebuah buku dapat dipenuhi dengan contoh-contoh untuk menunjukkan kekuatan pembicara-pembicara yang:
a. telah memperoleh haknya, melalui studi dan pengalaman, untuk berbicara mengenai topik-topik mereka
b. bergairah mengenai topiknya
c. sangat ingin untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan mereka kepada pendengarnya.
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]