I hate this job. I hate this job??
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Nggak tahu deh, udah berapa kali kalimat ini terus menerus aku ulang-ulang
dalam hati. Rasanya kekhesalan demi kekesalan semakin bertumpuk dalam
hati. Dan yang lebih ngeselin lagi. Semakin aku kesal, semakin semua
pekerjaan ini terasa berat.
Benciiii!!!! ! Benciiii!!!!
Apalagi yang harus dikatakan supaya bisa lebih lega. Ternyata apapun
yang aku katakan bukannya bikin lega, tapi malah bikin sumpek.
Gimana nggak ??? Hari pertama masuk kantor, nggak ada yang tersenyum,
nggak ada yang menyapa apalagi ngajak ngobrol (dan ternyata setelah
beberapa hari! kerja, aku baru tahu kalau katanya ada juklak yang
mengatur bahwa karyawan dilarang ngobrol waktu jam kerja, ajaib!!),
semua berwajah serius.
Satu-satunya yang melegakan hati hanya seorang teman baru yang sama-sama
baru diterima di kantor.
Oke deh, lupakan hari pertama. Dimana-mana juga biasanya orang kalo hari
pertama kerja memang unforgettable. Waktu itu aku cuma berharap semoga
esoknya nggak akan seburuk itu.
But ? ternyata tidak!
"Christy, buat laporan ini ? laporan itu. Semua harus selesai dalam 1 x
24 jam! Ingat ya, setiap tugas dari saya, apapun itu harus selesai
dalam 1 x 24 jam !!" "Christy! Kalau telponnya bunyi, jangan sampai
kring lebih dari dua kali! Harus sudah kamu angkat!"
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Fiuhh ? galak amat. Memang sih ngomongnya sambil senyum (hambar),
tapi dalem boo?
"Wah, saya nggak tahu data itu ada dimana. Tanya aja sama yang lain".
"Lho, itu kan yang tahu orang cabang Balikpapan atau Banjarmasin. Kejar
aja kesana".
Gile benerrr. Untuk minta data aja susahnya minta ampun. Gimana bisa
bikin laporan. Aku bener-bener nggak ngerti kenapa suasana kantor bisa
seperti ini. Orang-orangnya susah diajak kerja sama, self defense
tinggi, gampang saling menyalahkan, wah bener-bener lingkungan kerja
yang tidak nyaman.
Iniyang salah apanya ya ? SDM-nya kah? Management-nya kah?
Lingkungannya?
Jenis pekerjaannya & bsp; kah? Atau apanya?
Kayaknya semakin hari bukannya semakin baik, tapi malah semakin buruk.
Tiap hari ada saja hal-hal 'mengagumkan' yang kutemukan. Pulang jam
setengah enam merupakan hal 'aneh' (padahal jam kerja hanya sampai jam
5), katanya ada perhitungan lembur, tapi kalau hanya sampai jam setengah
delapan istilahnya itu kan masih sore, masak mau ngurus surat lembur.
Sabtu Minggu katanya libur, tapi kebanyakan dipakai untuk lembur. Uang
lembur nggak jelas kapan keluarnya, katanya sih sekitar 3-4 bulan
kemudian. Satu hal yang paling nggak 'sreg' di hatiku, setiap kali
meeting pasti memakan waktu lama. Dan lamanya itu bukan untuk mencari
solusi dari permasalahan yang ada, tapi selalu mencari 'siapa yang
salah'. Pokoknya, pada saat meeting, jangan sampai kita salah menyebut
nama orang lain. Siapapun itu pasti langsung dipanggil menghadap saat
itu juga. Jadi, sering kali waktu terbuang percuma hanya untuk
mendengarkan pembelaan diri dan ucapan-ucapan yang saling menyalahkan,
dan ujung-ujungnya ? tidak ada solusi.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Jadi kebayang, seandainya waktu itu ada yang minta aku untuk buat list
'Ten things you hate about your company' mungkin aku bisa bikin sampai
100.
Pokoknya the point is : I hate this job!
Wake up girl ? ! You pray for this job, remember!!
Iya sih. Memang betul. Tapi keadaan ini bener-bener bikin aku tertekan.
Aku ingat komitmen-ku pada Tuhan. Apapun itu Tuhan, bagaimanapun
kehidupan yang harus kujalani, selama itu membuat aku semakin dekat
denganMu, aku akan menjalaninya dengan sukacita.
Tapi kalau seperti ini?
Setiap pulang, sampai rumah aku sudah 'terlalu capek' untuk berdoa dan
membaca firman. Saat teduhku jadi super bolong bolong. Kalau di rumah,
bawaannya marah melulu. Kenapa rasanya nggak ada yang ngerti.
"There's gotta be something more than this".
Kalimat ini terus terngiang-ngiang di telingaku. Masak sih, aku harus
hidup kayak gini terus. Tuhan, kenapa sih Engkau menempatkan aku di
tempat seperti ini? Pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang
pendidikanku, suasana kerja yang nggak enak, tempat kerja yang jauh,
waktu kerja yang nggak jelas. Aduhhh ? kenapa Tuhan ? Rasanya setiap
hari yang ada hanya keluhan.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Di tengah-tengah kejenuhan yang sudah memuncak, satu hari Tuhan
menegurku dengan suatu nyanyian yang sudah 'terlalu sering' dinyanyikan
sehingga kadang-kadang kita lupa 'mendengarkan' dengan sungguh-sungguh.
Hitung berkat satu per satu
Kau kan kagum oleh kasihNya
Berkat Tuhan mari hitunglah
Kau niscaya kagum oleh kasihNya
Aku tersentak.
Memang benar, there's gotta be something more than this. Hidup nggak
boleh begini terus. Tapi hidup nggak akan berubah kalau aku sendiri
nggak merubah cara pandangku.
So, aku mulai menghitung berkatku.
Hari pertama kerja.
Seorang satpam menyapa ramah, "Hari ini udah mulai masuk ya mbak".
Seorang office boy tersenyum, "Wah, mbak iki ayu rek .."
Aku mendapatkan seorang sahabat baru, bisa berbagi suka duka dan saling
menguatkan.
Di antara Operational Director dan Deputy Director yang menjadi atasan
langsungku, walaupun yang satu galak dan tidak pernah puas, tapi yang
satu ramah dan baik dan selalu memberikan penghargaan untuk setiap
pekerjaan yang berhasil aku selesaikan dengan baik.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Dan aku terus menghitung, setiap senyuman adalah berkat, setiap pujian
adalah sukacita, setiap tugas dan pekerjaan adalah kepercayaan.
I have to change.
Setiap pagi aku tersenyum pada setiap orang yang kutemui. Kuucapkan
selamat pagi dengan senyuman (walaupun sering kali tidak ada balasan),
setidaknya seorang sahabat pasti selalu membalas.
Dan, hei? rasanya banyak yang berubah.
Memang benar bahwa hidup ini merupakan suatu chain reaction. Dan di
tengah-tengah suasana kerja yang kurang nyaman itu mulai tumbuh
bunga-bunga persahabatan. Memang kita tak dapat merubah seluruh dunia
hanya dalam sekejap. Tapi setiap perubahan ke arah yang lebih baik
adalah berkat.
Rekan-rekan kerja mulai lebih terbuka dan saling membantu dalam
pekerjaan. Syukur atas talenta yang diberikan Tuhan, aku memang punya
sedikit kemampuan lebih di bidang komputer sehingga banyak rekan-rekan
yang sering bertanya. Dari saling membantu itulah akhirnya suasana kerja
yang kaku mulai cair.
Dan betapa bahagianya ketika suatu hari kemudian Tuhan menyapaku lembut,
"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga"
(Matius 5:16)
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Namun tak bisa dipungkiri, sistem perusahaan yang begitu menekan tetap
mendorongku untuk berusaha mencari pekerjaan lain.
Hanya dalam waktu 3 bulan, tiba-tiba aku mendapat panggilan dari
perusahaan lain, dan hanya dengan satu kali test, mereka memutuskan
untuk menerima aku. Sungguh-sungguh suatu berkat yang tak terduga.
Apalagi di kantor baru tersebut aku ditempatkan di bagian IT Support &
Multimedia, yang memang lebih sesuai dengan bidang pendidikanku.
Ketika aku mengajukan pengunduran diri, salah satu bosku yang sudah
merasa cocok denganku berusaha mempertahanku. Namun dengan tekad yang
sudah bulat aku memutuskan untuk tetap memilih perusahaan baru walaupun
perusahaan tersebut jauh lebih kecil daripada perusahaan tempat aku
bekerja saat itu. Dan untuk menunjukkan niat baikku, selama dua minggu
terakhir, aku berusaha menyelesaikan sebanyak mungkin pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabku. Lembur tanpa mengurus surat lembur. Aku ingin
melakukan yang terbaik. Yang terbaik yang dapat aku berikan.
Sampai tibalah hari terakhir aku bekerja, aku mendapat informasi bahwa
Berita Acara Serah Terima pekerjaanku belum ditandatangani oleh sang
Direktur dan beberapa teman menjelaskan bahwa biasanya berkas tersebut
baru ditandatangani 2/4 minggu kemudian, dan setelah itu baru aku bisa
menerima ijazah dan gajiku. Ada perasaan marah ketika menyadari bahwa
ternyata semua kerja kerasku tidak berarti apa-apa.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Tapi Tuhan memang baik sekali. Dia tidak memperbolehkan kemarahanku
merusak pekerjaan terbaik yang telah kupersembahkan. Aku telah melakukan
yang terbaik karena Tuhan sendiri yang telah memampukanku, jadi kalaupun
ternyata ada beberapa orang yang tak dapat menghargainya, kenapa aku
harus berkecil hati? Aku melakukannya karena Tuhan, bersama Tuhan dan
untuk Tuhan.
Dan untuk itu Ia telah menyediakan hadiah yang jauh lebih indah.
Berkat-berkat yang menyirami hati. Di hari terakhir itu;
Seorang sahabat memelukku. Seorang rekan kerja memutar lagu kesayanganku
sepanjang hari.
Seorang lagi membuat sketsa wajahku.
Aku menerima banyak ucapan terima kasih dari rekan-rekan kerja bahkan
dari departemen lain.
Dan seorang office boy menangis menyalamiku sambil berkata, "Mbak,
terima
kasih ya karena selalu tersenyum kalau ketemu saya ?"
Dan ketika seorang ibu deputy director dari departemen lain (yang
sehari-harinya terkenal judes, but somehow aku yakin hatinya penuh
kasih) memeluk dan menciumku sambil mengucapkan doa dan berkat buatku,
dalam hatiku aku memperbaharui kembali janjiku pada Yesus.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Bapa, dimanapun aku Kau tempatkan, apapun pekerjaanku, selama itu
membuatku lebih dekat denganMu dan menyenangkan hatiMu, aku akan
melakukannya dengan segenap hatiku dan dengan segenap kemampuanku,
sebagai persembahanku untukMu.
Memang kita tidak dapat merubah segalanya. Tapi jika kita menyadari
bahwa setiap tanggung jawab yang diletakkan di tangan kita adalah suatu
pekerjaan buat Tuhan, maka sudah sepantasnyalah kita melakukan yang
terbaik.
So guys, kalau saat! ini kamu merasa Pekerjaanmu tidak terlalu berarti?
Lingkungan kerjamu benar-benar tidak nyaman?
Perusahaan berlaku tidak adil padamu?
Rekan-rekan kerjamu saling menjatuhkan?
Kerja kerasmu sia-sia ?
Jangan pernah berkecil hati.
Selama engkau sungguh-sungguh menyadari bahwa engkau telah memberikan
yang terbaik, engkau telah berlaku jujur dan setia dalam pekerjaanmu,
ingatlah, Bapamu di surga selalu memperhatikan engkau.
Dan Ia tersenyum padamu.Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan
Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.(I Korintus 15:58).
Karena itu, marilah kita mulai pekerjaan kita hari ini dengan senyuman
dan sukacita di hati, sehingga di akhir hari kita dapat menjawab
pertanyaan seperti yang tertuang dalam sebuah kidung, "Sudahkah yang
terbaik kuberikan kepada Yesus Tuhanku ?"
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3 : 23).
Penulis: Anonim
-------------------------------
Lc
~ My life is a living proof of GodĒs love ~
No one has a perfect childhood.
But there will be one moment in your life
when God enters your life and touches you
and makes you a better person.
~by Rm. Deshi Ramadhani, SJ ~
--------------------
Koleksi Semua Artikel Menarik: http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]