From: Anthony Dio Martin
INSPIRASI NATAL 2007
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
"Live Your Fullest Life!"
HC Andersen, tokoh pendongeng anak dari Denmark, pernah menceritakan kisah tentang sebatang pohon cemara yang selalu cemas dan tidak sabar dengan lembar kehidupan ia berikutnya. Saat ia jadi pohon, ia kesal memikirkan kapan ia akan segera dipotong dan bisa menghiasi rumah saat malam Natal tiba. "Kok lama banget sih?" Akhirnya tiba saatnya Natal, dan ia pun mulai dipotong. Tetapi, saat setelah dihiasi dan dimasukkan ke dalam rumah, ia pun tidak sabaran menunggu waktunya tiba. "Kapan malam Natal tiba, dimana AKU menjadi pusat perhatian". Dan akhirnya malam Natalpun tiba dan pohon cemara ini menjadi pusat perhatian dan dihiasi amat cantiknya! Orang berkumpul, bernyanyi dan bercanda tawa diterangi oleh cahaya yang menghiasi cemara ini dengan indahnya. Tetapi waktu yang sekali seumur hidup inipun dilewati si pohon ini dengan cemas bertanya, "Terus, apa yang akan terjadi nanti setelah acara ini selesai?". Demikianlah, dalam akhir kisah tentang pohon cemara ini diceritakan
pohon ini hanya dipotong-potong, dibuang dan dijadikan kayu bakar. Ironisnya, hingga akhir hayat hidupnya pohon cemara ini tidak pernah merasa betul-betul merasakan hidupnya!
Tulisan ini dibuat sehari menjelang Natal tiba. Menariknya, seluruh alam terasa melambat. Natal yang dekat dengan Tahun Baru, seakan-akan memberikan waktu bagi kita untuk jeda, berhenti dan merenungkan atas apa yang telah kita jalani. Bagi Anda yang merayakan. Ini adalah waktu yang berharga untuk kumpul bersama keluarga, waktu untuk menikmati saat-saat dalam hidup kita. Ibarat ruang kerja kita, saatnya kita berbenah dari sampah-sampah hidup kita, menarik hikmah dari apa yang kita pelajari serta mempersiapkan untuk pertarungan hidup kita di tahun mendatang. Setahun lagi, nyaris kita lewati. Dan, tentunya, waktu bagi kita untuk merenungkan apa makna "Diselamatkan" dengan memikirkan misteri Tuhan yang luar biasa, melalui rencana agung-Nya dengan menghadirkan Kristus ke dunia. Tentu saja ini waktu yang luar biasa untuk mengisi diri kita secara fisik (karena boleh rileks), sosial (karena boleh berkumpul dan punya 'alasan' menghubungi orang-orang tercinta kita), mental
(kesempatan bagi kita untuk belajar dan merefleksikan kehidupan kita) juga spiritual (belajar dan ingat kembali tentang rencana keselamatan Tuhan bagi kita). Wow! Masa yang luar biasa atau (yang biasa-biasa saja), tergantung pada kita!
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Tetapi tulisan ini sungguh untuk mengingatkan bahwa seringkali orang cemas, khawatir dan tidak sabaran dengan kehidupan yang dialami. Akibatnya, orang ini hanya "LIVE" tetapi tidak "ALIVE", hidup tetapi tidak pernah "menghidupi". Pohon cemara dalam cerita Natal kita in mengajarkan tentang makhluk (termasuk KITA?) yang tidak bersyukur dan tidak pernah sungguh-sungguh hidup hingga akhir hayatnya. Ia cemas, tidak sabar dan pikirannya terus melayang memikirkan apa lagi yang bakal terjadi. Sungguh tragis, bahkan pada saat-saat puncak hidupnya, yakni malam Natal dimana ia seharusnya menikmati 'puncak kecemerlangan' dirinya, ia justru tetap tidak menikmatinya! Sungguh ironis! Sebagai akibatnya, ia pun kehilangan momen penting dalam hidupnya.
Pesan refleksi Natal tahun 2007 ini hanya sederhana. "The fastest usually is the slowest", kata Peter Senge, penulis buku the Fifth Discipline. Kadang pikiran kita dengan cepat menyusuri masa depan, sehingga kita kehilangan momen-momen penting dalam hidup kita. Kita kehilangan momen bersama canda tawa anak ataupun pasangan, keluarga kita, kehilangan momen belajar kita, kehilangan momen saat kita seharusnya menghirup nafas kemenangan atas prestasi kita. Semua kita lewati karena kita cemas, tidak sabaran untuk bab kehidupan kita berikutnya serta celakanya, tidak ada satuPUN yang disyukuri atas apa yang terjadi pada diri kita.
Semoga Natal kali ini mengingatkan kita untuk "LIVE HERE AND NOW". Sebentar lagi, tahun ini akan segera berakhir dan entah berapa lama lagi kita akan diberikan kehidupan. Tetapi saya setuju dengan kata-kata Bruce Lee, "Masalahnya bukan seberapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita memberikan makna pada kehidupan kita". Semoga di Natal ini dan di tahun-tahun berikutnya, kita lebih banyak belajar menyadari dan menikmati seluruh proses yang Tuhan berikan untuk kita alami. Percayalah segala sesuatu, punya tujuan yang mulia dalam kehidupan kita, yang kadang hanya disingkapkan melalui WAKTU. Yang penting, kita percaya dan dengan tersenyum, menikmati setiap detik dan momen yang kita lewati. Kisah cemara adalah sebuah metafora yang bisa terjadi pada siapa saja. Dan saya yakin, telah banyak dari pendahulu kita yang mati, tanpa pernah menikmati dan bersyukur atas kehidupannya. Saat mendengar kisah pohon cemara ini, marilah kita berkata dalam hati kita masing-masing, "Saya tidak
mau menutup mata saya, menghembuskan nafas terakhir saya dengan menyesal karena tidak pernah bersyukur atas kehidupan yang begitu indah yang Tuhan berikan kepada saya. Thanks God for my beautiful life, whatever it turns out!".
"Selamat Natal dan Tahun Baru, Sahabatku". Saya mendoakan, "Semoga Tuhan memberikan pelajaran-pelajaran terindah dalam hidupmu!
Dari sahabatmu, rekanmu, saudaramu,
Anthony Dio Martin
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]