Lebih Berpotensi, Linus Airways Bidik Rute Pengumpan
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Rabu, 20 Februari 2008 11:59
Maskapai penerbangan swasta, Linus Airways akan fokus membidik rute-rute pengumpan (feeder) karena potensi yield-nya lebih tinggi.
"Bermain di rute gemuk sangat ketat dan `yield`-nya tipis, sementara di `feeder`, masih tinggi. Karena itu, kami akan fokus di sini," kata Dirut Linus Airways, Julius Indra kepada pers di sela penerbangan perdana maskapai itu, di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Rabu pagi.
Yield adalah rata-rata tingkat pendapatan per kursi per km.
Pada peluncuran penerbangan perdana maskapai itu, Linus Airways melayani rute Jakarta-Tanjung Pandan pulang pergi (PP) dengan harga tiket hingga akhir bulan ini sekali terbang Rp256.000.
Linus pada tahap awalnya mengoperasikan dua pesawat jenis BAe 146 seri 200 buatan British Aerospace, Inggris dengan jumlah tempat duduk 98 orang.
"Setting tempat duduk semuanya kelas ekonomi," katanya.
Jenis layanan Linus Airways, kata Indra, adalah fokus di antara penerbangan berkonsep berbiaya rendah (low cost carrier) dan pelayanan penuh (full service).
"Jadi, setiap penumpang masih dapat makanan dan minuman ringan," katanya.
Selain rute itu, Linus juga melayani Jakarta-Semarang-Pangkalanbun PP, Jakarta-Palembang PP, Palembang-Batam PP dan Batam-Pekanbaru PP.
"UntukB Jakarta-Palembang, Pekanbaru-Batam PP, Pekanbaru-Medan baru akan dilayani mulai 1 Maret 2008," katanya.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Menurut Indra, rute-rute feeder tersebut tren permintaan dan pertumbuhannya akan meningkat, apalagi di tengah semangat otonomi daerah akhir-akhir ini.
"Seperti Propinsi Kalimantan Tengah, sudah berencana membangun tiga bandara lagi. Ini salah satu contoh," katanya.
Karena itu, tegasnya, wajar jika pertumbuhan penerbangan domestik tahun ini minimal 20 persen akan tercapai.
Enam pesawat
Terkait dengan pengembangan armada, Linus berencana menambah empat pesawat sejenis hingga akhir tahun ini.
"Total investasi awal untuk semua ini kami siapkan sekitar Rp60 miliar," kata Indra.
Sejumlah rute-rute feeder yang dilayani seiring dengan penambahan armada itu antara lain, di sekitar Medan, Sulawesi, Ternate, Nusa Tenggara Timur dan Barat serta kawasan lain.
"Nilai jual rute-rute feeder kami lebih baik karena pesawat jenis BAe punya empat mesin jet sehingga lebih nyaman ketimbang propeler (baling-baling) dan mampu mendarat di landasan pendek," katanya.
Manajer HRD Linus Airways, Wibowo mengatakan, untuk kepentingan ekspansi, pihaknya memerlukan sumberdaya manusia penerbangan cukup besar, khususnya "air crew" (awak pesawat).
"Pada tahap awal ini (dua pesawat, red), kami tak kesulitan karena baru 12 pilot, ke depan belum tahu," katanya.
Pengadaan dua pesawat Linus Airways tersebut menggunakan skema sewa beli (lease to purchase) kering (dry lease) senilai 50-55 ribu dolar AS per bulan.
Linus Airways yang berbadan hukum perseroan PT Linus Airways sejak 1 Juni 2004 ini, baru mengantongi ijin terbang (Air Operator Certificate/AOC) no 121-029 dari Departemen Perhubungan sejak 13 Februari 2008. (kpl/rit)
Sumber:
http://www.kapanlagi.com/h/0000214151.html
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
--------------------
Tour & Travel Indonesia :: http://www.haryonotours.com
Koleksi Semua Artikel Menarik: http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]