--------------------------------------------
Sumber:
Majalah Rohani Vacare Deo
( http://www.holytrinitycarmel.com )
Edisi : Nop 2005
--------------------------------------------
Riwayat Hidup
St. Seraphim lahir pada tahun 1759 dengan nama Prohor
Monshnin, sebagai anak dari seorang pedagang di Kursk. Suatu
ketika pada saat ia berumur 10 tahun, Prohor menderita sakit
yang cukup serius. Pada saat itu ia melihat Bunda Maria
dalam tidurnya, yang berjanji akan menyembuhkannya. Beberapa
hari kemudian ada sebuah prosesi perarakan ikon Maria Bunda
Penolong di Kursk. Karena cuaca pada saat itu sangat buruk,
maka rute prosesi dipersingkat dan melewati rumah keluarga
Monshnin. Setelah ibunya membawa Prohor ke depan gambar ikon
tersebut, secara berangsur-angsur ia pulih kembali.
Prohor muda sangat senang membantu pekerjaan kedua orang
tuanya, tetapi rupanya bisnis tidak menarik hatinya. Ia
lebih suka membaca riwayat hidup para kudus, pergi ke Gereja
dan menyendiri untuk tenggelam dalam doa. Ketika berumur 18
tahun, Prohor memutuskan untuk menjadi seorang rahib. Ibunya
memberkati dia dengan sebuah salib tembaga, yang dikenakan
selama hidupnya. Setelah itu ia memasuki sebuah biara di
Sarov sebagai seorang novis.
Sejak saat pertama memasuki biara, usaha keras untuk
mengekang hawa nafsunya dari makanan dan kemalasan merupakan
ciri istimewa yang ada pada diri Prohor. Ia hanya makan satu
kali setiap hari, dan itu pun hanya sedikit. Pada hari Rabu
dan Jumat, ia berpuasa dan tidak makan apa-apa. Setelah
meminta berkat dari pembimbing rohaninya, Prohor mulai
sering menyendiri ke hutan untuk berdoa dan melakukan
renungan rohani. Tidak lama setelah itu ia beberapa kali
jatuh sakit, dan karena sakitnya itu ia harus melewatkan
waktu tiga tahun berikutnya dengan berbaring di tempat
tidur.
Sekali lagi Prohor disembuhkan oleh Perawan Maria, yang
menampakkan diri kepadanya dengan diiringi beberapa orang
kudus. Sambil menunjuk kepadanya, Perawan Tersuci berkata
kepada St. Yohanes Rasul, "Ia adalah seorang dari kita."
Kemudian dengan menyentuh pinggang Prohor, Maria
menyembuhkannya.
Prohor mengucapkan kaul biaranya pada tahun 1786, ketika ia
berumur 27 tahun. Ia diberi nama Seraphim, yang dalam bahasa
Ibrani berarti berapi-api atau terbakar. Ia segera menjadi
seorang diakon. Ia menunjukkan arti namanya dengan doanya
yang sangat menyala-nyala. Ia menghabiskan seluruh waktunya
di dalam Gereja, dan hanya menyisakan waktu yang sangat
pendek untuk beristirahat. Melalui doa-doa dan tugas-tugas
untuk pelayanan rohani, Seraphim dikaruniai rahmat untuk
bisa melihat malaikat, baik yang melayani maupun yang
menyanyi dalam Gereja. Selama perayaan Ekaristi pada hari
Kamis Putih, ia melihat Yesus Kristus, dalam wujud seorang
manusia, berjalan memasuki Gereja dengan bala tentara surga
dan memberkati doa tersebut. Seraphim tidak dapat berbicara
untuk waktu yang cukup lama setelah mengalami penglihatan
tersebut.
Pada tahun 1793, Seraphim mulai menyepi ke pertapaannya yang
lebih jauh, sebuah hutan belantara kira-kira 5 km dari biara
Sarov. Ia mencapai kesempurnaan yang sangat besar pada saat
tersebut. Binatang-binatang buas, beruang, kelinci,
serigala, rubah, dan lain-lain datang ke pondok pertapa
tersebut. Pemimpin dari biara Diveevo, Matrona Plescheeva,
menyaksikan bagaimana Seraphim memberi makan seekor beruang
yang datang dengan tangannya. Ia mengatakan, "Wajah dari
pertapa besar itu sangat menakjubkan. Wajahnya sangat
bahagia dan bersinar, seperti wajah seorang malaikat."
Ketika hidup di pertapaan tersebut, suatu hari Seraphim
diserang oleh para perampok. Meskipun dia secara fisik
sangat kuat dan memegang sebuah kapak pada saat itu, tetapi
Seraphim tidak melawan mereka. Atas perlakuan dan tuntutan
mereka untuk memberi uang, Seraphim meletakkan kapaknya ke
tanah dan menyilangkan tangan di dada serta memberikan
dirinya kepada mereka. Maka mereka memukul kepalanya dengan
pegangan kapak tersebut.
Darah mulai mengalir dari mulut dan telinganya, dan kemudian
tidak sadarkan diri. Setelah itu mereka memukulnya dengan
kayu, menginjak-injak dan menyeretnya ke tanah. Ketika
mereka memutuskan bahwa ia sudah mati, barulah mereka
berhenti memukulnya. Satu-satunya harta yang dapat mereka
temukan dalam sel Seraphim hanya sebuah ikon Maria
Berdukacita. Akibat peristiwa itu, Seraphim menjadi bungkuk.
Setelah semua hal yang terjadi, Seraphim mulai melewatkan
waktunya di atas sebuah batu dekat pertapaannya, dan
sepanjang malam di dalam hutan yang berkabut. Ia berdoa
dengan tangan terangkat ke surga, hampir tanpa istirahat.
Karena suatu penglihatan dari Bunda Maria yang diberikan
menjelang akhir hidupnya, Seraphim mulai menjadi seorang
pembimbing rohani. Ia mulai menerima setiap orang yang
datang padanya untuk meminta nasihat dan petunjuk. Ribuan
orang dari berbagai tempat mulai mengunjunginya, dan
Seraphim membagikan kekayaan rohani yang telah diperoleh
dari perjuangannya selama bertahun-tahun kepada mereka.
Setiap orang mengenal Seraphim sebagai seorang yang lembut
hati, penuh sukacita, dan tulus. Ia menyapa setiap orang
dengan kata-kata, "Engkaulah sukacitaku." Seringkali ia
memberi nasihat, "Berusahalah untuk mencapai suatu
ketenangan jiwa, maka banyak orang di sekelilingmu akan
diselamatkan." Tidak perduli siapa yang datang padanya,
pertapa ini selalu membungkuk ke tanah sebelumnya, dan ia
mencium tangan mereka sebagai berkat. Ia tidak perlu
mendengarkan cerita dari orang yang datang padanya, karena
ia dapat melihat apa yang ada dalam jiwa mereka.
Suatu hari wajah Seraphim berubah secara menakjubkan di
depan Motovilov muridnya. Ini terjadi pada saat musim
dingin, pada suatu hari yang mendung ketika Seraphim
bercerita kepada muridnya tentang arti hidup Kristiani,
menjelaskan untuk apa orang Kristen hidup di dunia ini dan
juga tentang Roh Kudus. Akan tetapi karena muridnya tidak
juga mengerti, Seraphim kemudian memegang bahunya dan
berkata kepadanya, "Kita hanya berdua sekarang, muridku yang
terkasih, di dalam Roh Kudus." Seolah-olah mata Motovilov
terbuka, ketika ia melihat wajah Seraphim lebih terang dari
matahari. Motovilov merasakan sukacita dan damai di dalam
hatinya, badannya terasa hangat seolah-olah saat itu sedang
musim panas, dan bau harum mulai menyebar di sekitar mereka.
Beberapa Ajaran St. Seraphim Sarov
Tentang Tuhan
Tuhan adalah api, menghangatkan dan menyalakan hati dan
batin. Jadi jika kita merasakan hati kita dingin, maka
berserulah kepada Tuhan. Ia, dengan kedatangan-Nya akan
menghangatkan hati kita dengan kasih yang sempurna, tidak
hanya kepada Tuhan, tetapi juga kepada sesama di sekitar
kita.
Di mana ada Tuhan, di sana tidak ada setan. Semua yang
berasal dari Tuhan adalah kedamaian, kesehatan dan
membimbing orang kepada penilaian dari ketidaksempurnaannya
dan kerendahan hati.
Tuhan menujukkan bahwa cinta-Nya kepada manusia tidak hanya
pada saat mereka berbuat baik, tetapi juga ketika mereka
menghina-Nya dengan dosa dan membuat-Nya marah. Dengan suatu
kesabaran yang luar biasa Ia menanggung pelanggaran kita.
"Jangan memanggil Tuhan Hakim yang adil," kata St. Ishak,
"karena hukumnya yang adil tidak tampak dalam perbuatan
kita. Benar, Daud memanggil-Nya hakim yang adil dan benar,
tetapi Putera Allah telah menunjukkan kepada kita bahwa
Tuhan itu baik dan penuh belaskasihan. Di mana
penghakiman-Nya yang adil? Kita adalah para pendosa, tetapi
Kristus telah mati untuk kita." (St. Ishak dari Siria)
Iman
Iman, adalah permulaan dari persatuan kita dengan Tuhan dan
pengikut Krtistus yang sejati adalah batu-batu yang menyusun
Gereja, menyiapkan sebuah bangunan besar bagi Allah Bapa,
yang didirikan oleh Yesus Kristus dengan salib dan berkat
rahmat Roh Kudus. "Iman tanpa perbuatan adalah mati." (Yak.
2:26) Iman menghasilkan cinta, damai, belas kasihan,
kerendahan hati. Iman yang sejati tidak tinggal diam tanpa
diwujudkan dalam suatu tindakan. Seorang pengikut yang
sejati juga akan menunjukkan suatu tindakan yang baik.
Harapan
Semua orang yang memiliki harapan yang teguh dalam Tuhan
dibawa mendekat kepada-Nya dan diterangi dengan sinar dari
cahaya abadi. Jika seseorang tidak memiliki cinta diri yang
berlebih-lebihan, di luar cintanya kepada Tuhan dan
perbuatan yang baik dan luhur, dan percaya bahwa Tuhan akan
memeliharanya, maka ini adalah harapan yang benar dan
bijaksana. Akan tetapi, jika seseorang meletakkan harapannya
pada pekerjaannya, dan datang kepada Tuhan dalam doa hanya
ketika kemalangan yang tak terduga menimpanya, kemudian
ketika ia melihat ia tidak mampu menyelesaikannya dengan
kemampuannya sendiri, lalu mulai berharap akan pertolongan
dari Tuhan, hal ini sebetulnya adalah suatu harapan yang
salah. Harapan yang benar pertama-tama mencari Kerajaan
Allah dan yakin bahwa segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
kehidupan fana ini akan selalu diberikan. Hati kita tidak
akan damai sebelum mencapai harapan ini. Harapan ini membawa
ketenangan dan sukacita. Penyelamat kita berbicara tentang
harapan ini, "Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan
berbeban, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Mat. 11: 28)
Cinta akan Tuhan
Orang yang telah mencapai cinta yang sempurna akan Tuhan
menjalani kehidupannya seolah-olah ia tidak ada. Hal ini
terjadi karena ia menganggap dirinya sebagai orang asing
terhadap semua yang kelihatan, dan menanti dengan sabar apa
yang tidak kelihatan. Ia diubah secara sempurna ke dalam
kasih Allah dan mengabaikan semua cinta yang duniawi.
Orang yang sungguh mencintai Tuhan memandang dirinya sebagai
seorang pengembara dan pendatang di bumi, karena ia selalu
berusaha mengarahkan hati dan jiwanya kepada Tuhan, yaitu
memikirkan Dia saja.
Bagi jiwa yang demikian, jiwa di dalam tubuh seperti sebuah
lilin yang menyala. Lilin itu harus terbakar habis, dan
orang tersebut akan mati. Akan tetapi jiwa kita itu kekal,
karena itu kita harus lebih memperhatikan jiwa daripada
tubuh. "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi
kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikan sebagai
ganti nyawanya?" (Mat. 16: 26) Karena sebagaimana kita tahu,
tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat diberikan
sebagai tebusan. Jika jiwa itu sendiri lebih berharga
daripada seluruh dunia dan kerajaan di dunia, maka Kerajaan
Surga itu jauh lebih berharga tidak ada bandingannya.
Cinta akan sesama
Kita harus bersikap penuh perhatian kepada sesama, tidak
menunjukkan meskipun kita terluka. Ketika kita meninggalkan
seseorang atau melukainya, seolah-olah sebuah batu
diletakkan ke dalam hati kita. Setiap orang harus berusaha
untuk menghibur jiwa yang mengalami kesukaran atau orang
yang ditolak dengan kata-kata yang penuh kasih.
Jika engkau melihat seorang saudaramu berbuat dosa,
lindungilah dia, seperti dinasihatkan oleh St. Ishak dari
Syria, "rentangkanlah jubahmu kepada pendosa dan lindungilah
dia."
Dalam relasi dengan sesama kita harus memberikan hati yang
murni kepada setiap orang baik dalam kata-kata dan pikiran;
atau kita akan menjadikan hidup kita tidak berguna. Kita
harus mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri,
seperti perintah Tuhan, "Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri." (Luk. 10:27) Akan tetapi tidak secara
berlebihan sehingga menghalangi kita untuk memenuhi hukum
yang pertama dan utama yaitu kasih kepada Tuhan, seperti
diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri, "Barangsiapa mengasihi
bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku;
dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan
lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." (Mat. 10: 37)
Belaskasihan
Sangat penting untuk bersikap penuh belas kasihan kepada
mereka yang menderita dan telah menyimpang. Para Bapa Gereja
memberi perhatian yang besar terhadap hal ini. Kita harus
berusaha dalam kebajikan ini untuk memenuhi perintah Tuhan,
"Hendaklah engkau murah hati, sama seperti Bapamu adalah
murah hati." (Luk. 6:36) dan "Yang Kukehendaki ialah belas
kasihan dan bukan persembahan." (Mat. 9:13) Orang yang
bijaksana akan mengingat kata-kata ini, tetapi orang yang
bodoh tidak akan mempedulikannya. Karena alasan inilah maka
penghargaan yang diberikan juga berbeda, seperti dikatakan,
"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan
orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Kor.
9:6)
Contoh dari Petrus pemberi roti, yang karena memberikan
sepotong roti kepada seorang pengemis, menerima pengampunan
atas segala dosanya (seperti diperlihatkan kepadanya dalam
sebuah penglihatan), mendorong kita untuk bersikap penuh
belas kasihan kepada sesama kita - karena derma yang kecil
sekalipun akan memperbesar kesempatan untuk memperoleh
Kerajaan Surga.
Pemberian derma ini harus dilakukan dengan disposisi batin
yang baik, seperti yang diajarkan oleh St. Ishak dari Syria,
"Jika engkau memberikan sesuatu kepada orang yang meminta
kepadamu, semoga sukacita pada wajahmu menyertai
pemberianmu, dan menghibur kesedihannya dengan kata-kata
yang menyenangkan."
Tidak menghakimi dan pengampunan atas penghinaan
Tidak benar menghakimi siapa pun, bahkan jika engkau melihat
seseorang melakukan dosa dan melanggar hukum Tuhan dengan
matamu, seperti dikatakan oleh Tuhan, "Jangan kamu
menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. (Mat. 7:1) "Siapakah
kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entah ia
berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya
sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa
menjaga dia terus berdiri." (Rm.14:4) Adalah lebih baik
untuk selalu mengingat yang dikatakan oleh rasul Paulus,
"Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri,
hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Kor. 10:12)
Kita seharusnya jangan marah atau sakit hati kepada orang
yang memusuhi kita. Sebaliknya, kita harus mengasihinya dan
berbuat baik kepadanya, mengikuti ajaran Tuhan Yesus
Kristus, "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu." (Mat. 5:44) Jika kita berusaha untuk
melakukan semua ini dengan sekuat tenaga kita, maka kita
dapat berharap bahwa cahaya Tuhan akan mulai bersinar di
dalam hati kita, menerangi langkah kita menuju Yerusalem
surgawi.
Mengapa kita menghakimi sesama kita? Karena kita tidak
berusaha untuk mengenal diri kita sendiri. Orang yang sibuk
untuk mengenali dirinya tidak mempunyai waktu untuk
memperhatikan kelemahan orang lain. Hakimilah dirimu - dan
engkau akan berhenti menghakimi orang lain. Bencilah
perbuatan dosa, tetapi jangan membenci pendosa. Sangat
penting untuk menganggap dirimu sebagai orang yang paling
berdosa, dan memaafkan kesalahan orang lain. Setiap orang
hanya boleh membenci setan, yang menggodanya. Bisa terjadi
bahwa seseorang yang kelihatannya melakukan sesuatu yang
jahat terhadap kita, tetapi pada kenyatannya, karena
dilakukan dengan niat yang baik, itu menjadi perbuatan yang
baik. Selain itu, pintu pengampunan selalu terbuka, dan
tidak ada yang tahu siapa yang akan masuk terlebih dahulu -
engkau, "yang menghakimi", atau orang yang engkau hakimi.
Kesabaran dan Kerendahan Hati
Sangat penting untuk selalu bersabar dan menerima segala
yang terjadi, tidak peduli apa pun, dengan bersyukur atas
kemurahan Tuhan. Hidup kita - hanyalah sesaat saja bila
dibandingkan dengan keabadian. Dan untuk alasan ini
"penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan
dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Rm.
8:18)
Tanggunglah penghinaan dari musuh-musuhmu dengan sabar, dan
bukalah hatimu hanya untuk Tuhan. Berusahalah untuk
memaafkan mereka yang menghina atau merendahkan engkau,
seperti dikatakan, "janganlah meminta kembali kepada orang
yang mengambil kepunyaanmu." (Luk. 6:30)
Ketika orang menghina kita, kita harus menganggap diri kita
tidak layak untuk dipuji. Bayangkan jika kita berkuasa,
setiap orang akan bersujud kepada kita. Kita harus
merendahkan diri di hadapan setiap orang, seturut dengan
ajaran St. Ishak dari Syria, "Rendahkanlah dirimu dan engkau
akan melihat kemuliaan Allah dalam dirimu."
Cahaya Kristus
Dalam menerima dan merasakan cahaya Kristus di dalam hati
kita, kita perlu mengalihkan diri dari semua yang ada di
luar kita sebisa mungkin. Pertama, membersihkan jiwa kita
dengan penyesalan dan perbuatan baik dengan iman yang benar
akan yang Tersalib; kemudian menutup mata fisik kita. Kita
perlu menenggelamkan pikiran di dalam hati dan berseru
kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus terus-menerus. Kemudian
dengan tekun dan bersemangat dalam roh untuk Dia yang kita
kasihi (Luk. 3:22), dengan memanggil nama-Nya kita menemukan
kegembiraan, yang menimbulkan kerinduan akan penerangan yang
lebih besar.
Ketika seseorang ditarik dalam kontemplasi cahaya abadi,
pikirannya menjadi bersih dan bebas dari suara apa pun.
Kemudian ketika ditenggelamkan secara sempurna dalam
kontemplasi yang demikian indah, ia lupa akan semua indera,
tidak ingin melihat apa pun bahkan dirinya sendiri, tetapi
ingin bersembunyi di dalam jantung bumi, hanya supaya tidak
dipisahkan dari kebenaran ini, yaitu Tuhan.
Memperoleh Roh Kudus
Tujuan utama dari hidup Kristen terdiri dari memperoleh Roh
Kudus Tuhan. Mati raga dan berjaga-jaga, doa, belaskasih,
bahkan semua kebajikan yang dilakukan untuk Kristus adalah
sarana untuk memperoleh Roh Kudus dari Tuhan. Hanya
kebajikan yang dilakukan untuk Kristus memberi kita
buah-buah Roh Kudus.
Ada yang berkata bahwa gadis bodoh yang kekurangan minyak
pada lampunya itu dimengerti sebagai kurang berbuat
kebajikan (bdk. Mat. 25:1-12). Pengertian semacam itu
tidaklah benar seluruhnya. Bagaimana mungkin kurang berbuat
kebajikan ketika mereka, meskipun bodoh, masih dipanggil
perawan? Karena keperawanan adalah kebajikan yang tertinggi,
dengan keadaan yang sama seperti para malaikat, dan dengan
keberadaannya menunjang kebajikan yang lain. Aku orang yang
malang ini, berpikir bahwa mereka tidak memiliki cukup
rahmat dari Roh Kudus Allah. Para perawan ini, karena
ketidakbijaksanaan rohani mereka, mengira bahwa kebajikan
hanya diperlukan dalam melakukan perbuatan yang baik untuk
menjadi seorang Kristen. "Kita melakukan suatu kebajikan
dengan melakukan kehendak Tuhan."
Apakah mereka menerima karunia Roh Kudus atau tidak, apakah
mereka telah mencapainya atau tidak, mereka bahkan tidak
terusik untuk mengetahui.... Akan tetapi, kelalaian mereka
untuk merindukan Roh Kudus ini ditunjukkan oleh kekurangan
minyak oleh para gadis yang bodoh itu. Mereka disebut bodoh
karena mereka lupa akan hal-hal mendasar yang menjadi buah
kebajikan rahmat dari Roh Kudus, yang tanpa-Nya tidak ada
keselamatan dan tidak mungkin terjadi. Karena "melalui Roh
Kudus setiap jiwa dipercepat, dan melalui pemurniannya jiwa
dimuliakan dan diterangi oleh Tritunggal Maha Kudus dalam
misteri suci." Roh Kudus sendiri diam di dalam jiwa untuk
mempersiapkan di dalam tubuh dan jiwa kita, suatu tahta bagi
keberadaan Allah Sang Pencipta, karena Sabda Allah yang
kekal, "Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan
menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku." (Im. 26:12)
Inilah minyak yang ada dalam pelita gadis yang bijaksana,
yang menyala dengan terang dan terus-menerus; para gadis
dengan pelita yang bernyala ini dapat berjaga menanti sang
pengantin yang datang pada tengah malam, dan memasuki
ruangan dengan sukacita bersama-Nya. Gadis yang bodoh,
melihat pelita mereka hampir padam, meskipun mereka pergi
untuk membeli minyak, tidak diperbolehkan untuk masuk
kembali, karena pintu telah tertutup. Pasar tersebut adalah
hidup kita; pintu dari ruang perjamuan - dikunci dan tidak
diperbolehkan untuk masuk - merupakan kematian manusia. Para
gadis yang bijaksana dan yang bodoh adalah jiwa-jiwa orang
Kristen. Minyak itu bukanlah perbuatan baik tetapi karunia
Roh Kudus yang diterima melalui kebajikan, mengubah yang
rusak menjadi baik, dari emosi yang mematikan kepada hidup
rohani, dari kegelapan kepada terang.
Sharing :
Ada banyak ajaran dan teladan yang diberikan oleh St.
Seraphim Sarov kepada kita. Menurut Anda manakah dari
ajaran-ajaran orang kudus ini yang paling sesuai dengan diri
Anda? Sharingkanlah hal itu dengan teman-teman Anda dalam
sel.
Oleh : Sr. Maria Serafine, P.Karm
Dalam Kasih Kristus,
Redaksi VacareDeo
======================================
Silahkan bagikan renungan ini ke teman terdekat Sdr/i.
Tuhan memberkati.
======================================
Bagi yang ingin mengutip/menyebarkan artikel ini,
harap tetap mencantumkan sumbernya. Terima kasih.
Sumber:
Majalah Rohani Vacare Deo
( http://www.holytrinitycarmel.com )
Edisi : Nop 2005
======================================
Ikutilah milis Renungan VacareDeo,
setiap bulan dg 2 artikel pilihan.
Untuk bergabung, kirim email ke:
renungan-vacaredeo-subscribe@yahoogroups.com
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]