Koleksi artikel Karir, Komputer, Pengembangan Pribadi, Rohani dll
Home · Terbaru · Populer · Web Links 28 Apr 2025
GSN recommended web :
Ide2 bisnis, ide2 blog dari Cosa Aranda





Search

Artikel Web Link
Kategori
Excel Tips
Film Bioskop
Humor
Karir
Keluarga
Komputer & Internet
Pemasaran
Pengembangan Pribadi
Pernikahan
Relasi
Rohani
Virus & Antivirus
Webmaster
Lain-lain
Feed Back
Nama:
Email:
Pertanyaan/ Masukan/ Request Artikel/ Comment:

. . . .

Untuk mengundang Motivator Top Indonesia di Perusahaan / Organisasi Anda bisa kunjungi website dibawah ini:

Motivator Indonesia

[keuangan] Asuransi unit link dan reksadana
[Keuangan] Asuransi unit link dan reksadana
From: Avi
Date: Thu, 04 Oct 2007 00:10:45 -0700
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Mungkin ada rekan2 yg bisa jelasin Apakah asuransi PR link membuat
kita terhuntang selama 1 thn ??
Apa lebih menguntungkan mengambil reksadana dan asuransi biasa ?

Ilustrasi ini saya ambil dari Rekan saya

- Porsi Asuransi 3,2 juta per tahun
- Porsi investasi 1 juta per tahun
Premi di bayar bulanan (350rb perbulan)

UP saya:
Asuransi dasar (99 thn) 60 jt
Rider:
- Crisis cover 160 jt (65 thn)
- Medical : 120 rb per hari (65 Thn)
- Kecelakaan : 50 jt (60 thn)

Biaya2 yang diibebankan
Tahun I
- Biaya akuisisi : 100% x 3,2 juta = 3,2 juta.
- Biaya top up Porsi investasi 5% x 1 juta = 50rb
- Biaya Administrasi 27,5 rb x 12 bln =330 rb (dipotong dari Unit yg
terbentuk di thn ke-2 dst n bisa berubah sewaktu-waktu)
- Biaya Asuransi ± 980 rb (di potong dari unit yang terbentuk ditahun
ke-2 dst)

Tahun II
- Biaya akuisisi 60% x 3,2 juta = 1,92 juta.

- Biaya top up Porsi investasi 5% x 1 juta = 50rb
- Biaya Administrasi 27,5 rb x 12 bln =330 rb
- Biaya Asuransi ± 1020 rb (naik berdasarkan umur)

Tahun III
- Biaya akuisisi 15% x 3,2 juta = 480 rb juta.
- Biaya top up Porsi investasi 5% x 1 juta = 50rb
- Biaya Administrasi 27,5 rb x 12 bln =330 rb
- Biaya Asuransi ± saya blom tau karena blom nanya (polis baru sampai
thn ke-2)

Tahun IV

Idem dengan tahun III

Tahun Ke V

Idem dengan tahun III

Tahun Ke -6 s/d Thn ke-10
- Biaya top up Porsi investasi 5% x 1 juta = 50rb
- Biaya Administrasi 27,5 rb x 12 bln =330 rb
- Biaya Asuransi ± saya blom tau karena blom nanya (polis baru sampai
thn ke-2, yang pasti naik terus berdasarkan umur)

Tahun ke sebelas dan seterusnya katanya cuti premi, tapi kalau dana
investasi yang ada ngga cukup untuk bayar biaya asuransi (akan
meningkat
berdasarkan umur) maka kita diminta bayar premi lagi, kalau ngga mau
bayar, polis kita lapse (batal)!!!!!

Trus kalo ngga salah, kalo mau nggambil porsi investasi kita di bawah
tiga tahun kena pajak 30% kalo ga salah.

Setelah jelas dengan biaya2 diatas, saya memutuskan untuk membatalkan
polis dan beli term life 20 thn dengan premi 1,3 juta per tahun dengan
UP 300jt, Saya sudah punya asuransi kesehatan sebelumnya. Sisanya saya
beli reksadana saham.

Asuransi Unit Link vs. Reksadana
Posted under: Financeat 02:17
Sejak beberapa tahun yang lalu, di Indonesia mulai marak dipasarkan
produk-produk asuransi unit
link. Unit link adalah produk asuransi yang menggabungkan layanan
asuransi dan investasi sekaligus.
Dengan menjadi nasabah produk unit link, seseorang bisa mendapatkan
manfaat ganda yaitu perlindungan
asuransi dan investasi. Produk asuransi yang ditawarkan bisa
berbentuk asuransi kesehatan atau
asuransi jiwa, tetapi biasanya dipasarkan dalam kemasan yang lebih
menarik bagi masyarakat: misalnya
tabungan masa depan atau asuransi pendidikan.

Seperti halnya asuransi biasa, nasabah asuransi unit link membayar
premi setiap jangka waktu
tertentu, biasanya bulanan. Perbedaannya, nasabah unit link membayar
premi dalam dua porsi: porsi
premi perlindungan dan porsi investasi. Premi perlindungan berfungsi
sama dengan premi pada asuransi
biasa. Sedangkan porsi investasi akan disetorkan oleh perusahaan
asuransi kepada manajer investasi
untuk dikelola. Pada produk-produk tertentu, jika nantinya return
dari investasi bisa menutupi biaya
premi, maka nasabah memiliki pilihan untuk tidak membayar premi.

Sebagian besar perusahaan-perusaha an jasa manajer investasi ini
biasanya memiliki produk reksadana
retail yang ditawarkan ke masyarakat. Ini yang membuat saya berpikir
keuntungan dan kerugian
mengikuti layanan asuransi dan reksadana secara terpisah, ketimbang
mengikuti layanan unit link yang
menggabungkan kedua jenis layanan tersebut.

Menjadi nasabah investasi unit link dan reksadana sebenarnya tidak
jauh berbeda. Dalam keduanya,
nasabah diminta untuk memilih kemana dana yang disetorkan akan
diinvestasikan. Pilihan yang
disediakan adalah ekuitas, fixed income, pasar uang atau kombinasi di
antaranya. Keduanya sama-sama
memiliki resiko yang kurang lebih sama, tergantung dari jenis
investasi yang dipilih. Tetapi
tentunya bukannya tidak ada perbedaan sama sekali.

Besar Biaya Akuisisi

Biasanya, asuransi unit link dipasarkan secara sangat agresif, tidak
jarang menggunakan sistem
pemasaran langsung. Di sisi lain, manager investasi minim melakukan
pemasaran. Pemasaran yang
agresif bisa menjaring lebih banyak nasabah, tetapi biaya akuisisi
akan semakin tinggi dan biaya ini
tetap akan dibebankan kepada nasabah.

Sebagai contoh, salah satu produk asuransi link unit membebankan
biaya akuisisi kepada nasabah
sebesar 41% dari setoran porsi premi asuransi untuk lima tahun
pertama. Biaya ini kemudian akan
ditalangi dengan tidak memberikan sebagian manfaat asuransi pada
tahun pertama dan sisanya kemudian
dibebankan pada setoran porsi investasi.

Transparansi

Reksadana biasanya jauh lebih transparan daripada produk investasi
yang ada dalam unit link.
Biasanya, nasabah reksadana dapat dengan mudah mengetahui informasi-
informasi seperti sejarah
perkembangan investasi, resiko, alokasi aset, biaya jasa pengelolaan
dan sebagainya. Sedangkan dalam
unit link, seringkali sulit untuk mendapatkan informasi-informasi
yang berhubungan dengan manajer
investasi beserta biaya dan kinerjanya. Kebanyakan agen asuransi
biasanya lebih banyak berkutat pada
ilustrasi yang abstrak tanpa dengan jelas memberi tahu parameter-
parameter pembentuk ilustrasi
tersebut. Terlebih lagi, calon nasabah yang awam tidak memiliki
pembanding yang cukup untuk menilai
kualitas yang diberikan oleh ilustrasi tersebut.

Pada produk unit link ada lebih banyak variabel yang berperan. Hal
ini menjadikan ilustrasi yang
diberikan oleh penyedia layanan asuransi menjadi sangat rumit,
terutama bagi calon nasabah yang
belum mengenal asuransi dan/atau reksadana. Jika calon nasabah tidak
cukup jeli dalam menganalisis
ilustrasi yang diberikan, bukan tidak mungkin akan ada biaya-biaya
siluman yang tidak disadari oleh
calon nasabah. Tidak jarang, biaya-biaya ini baru diketahui nasabah
pertama kali dari polis yang
didapatkan, atau bahkan ketika biaya tersebut dibebankan kepada
nasabah.

Pada unit link, akan menjadi sangat sulit bagi calon nasabah untuk
membandingkan satu layanan
asuransi unit link dengan layanan unit link lainnya karena sistem
yang digunakan bisa jadi jauh
berbeda. Membandingkan dua atau lebih layanan asuransi biasa sudah
cukup rumit tanpa harus dicekcoki
dengan berbagai macam urusan investasi yang nyatanya tidak benar-
benar terpisah dengan asuransi.

Dengan memisahkan asuransi dan reksadana, perhitungan yang perlu
dilakukan oleh nasabah akan menjadi
jauh lebih transparan dan sederhana.

Perhitungan Inflasi pada Jumlah Pertanggungan

Beberapa produk unit link memberi fitur utama yaitu janji putus
pembayaran premi setelah tahun
tertentu, yang tergantung pada perkembangan investasi. Yang jarang
diperhatikan oleh nasabah adalah
faktor inflasi yang akan memaksa nasabah untuk menambah jumlah premi
yang harus dibayarkan di masa
yang akan datang. Tentunya hal ini berlaku pula pada asuransi biasa,
akan tetapi pada asuransi
biasa, calon nasabah tidak pernah dijanjikan putus pembayaran premi.

Contoh: Seseorang mengikuti asuransi PRIlink dengan porsi premi
asuransi kesehatan sebesar Rp 50000
per bulan dengan jumlah pertanggungan untuk perawatan di rumah sakit
sebesar Rp 500000/hari. Setelah
10 tahun, diprediksi return investasi dapat menutupi pembayaran premi
tersebut. Tetapi hal ini belum
memperhitungkan inflasi yang akan terjadi sampai 10 tahun ke depan.
Inflasi akan menyebabkan biaya
perawatan di rumah sakit menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan
perawatan di rumah sakit yang
setara dengan Rp 500000/hari saat ini, 10 tahun kemudian kita harus
membayar lebih besar daripada
jumlah tersebut. Akibatnya premi akan semakin besar dan putus
pembayaran premi menjadi tertunda atau
bahkan tidak akan pernah terjadi.

Sebagai catatan, dengan asumsi inflasi tahunan sebesar 7,5% per tahun
dan biaya perawatan sebanding
dengan laju inflasi, maka untuk mendapatkan kualitas perawatan
seharga Rp 500 ribu/hari pada hari
ini, dalam 10 tahun kita harus membayar biaya perawatan sebesar
kurang lebih Rp 1 juta/hari. Dengan
memperhatikan inflasi, rencana putus pembayaran premi pasti akan
mundur atau bahkan tidak akan
terjadi, tergantung porsi investasi yang ditetapkan dan realisasi
perkembangan investasi.

Selain itu, putus pembayaran premi bukanlah fitur spesifik unit link.
Nasabah asuransi dan reksadana
secara terpisah juga dapat menikmati fasilitas ini karena pembayaran
premi asuransi bisa saja
nantinya dibebankan pada return investasi di masa yang akan datang.
Perbedaannya, pada nasabah
asuransi dan reksadana terpisah, dana tersebut harus melewati kantong
nasabah yang bersangkutan.
Sedangkan pada unit link semuanya telah diurus oleh pihak penyedia
layanan asuransi.

Panjang Jalur Administrasi

Pada investasi unit link, instruksi nasabah perlu melewati beberapa
pihak: dari agen asuransi (jika
ada), ke perusahaan asuransi, dan baru kemudian mencapai manager
investasi untuk diproses. Semakin
panjang rantai instruksi ini tentunya semakin lama instruksi tersebut
dapat diproses. Panjang
administrasi ini dapat diputus dengan mengalokasikan dana investasi
langsung ke produk reksadana
yang dikeluarkan oleh manajer investasi, tanpa melewati perusahaan
asuransi.

Selain itu, semakin panjang jalur administrasi tentunya juga semakin
banyak biaya administrasi yang
perlu dikeluarkan oleh seorang nasabah. Dengan menempuh jalan pintas
dengan cara melakukan investasi
pada reksadana secara langsung, nasabah dapat mempercepat instruksi
dan sekaligus menghemat
biaya-biaya administrasi.

Walaupun reksadana adalah instrumen investasi jangka panjang,
kecepatan pemrosesan instruksi adalah
faktor yang cukup kritis. Pada kebanyakan (semua?) produk reksadana,
instruksi nasabah dilakukan
atas harga yang berlaku pada penutupan hari tersebut. Sedangkan dari
informasi beberapa agen produk
unit link, saya tidak sepenuhnya yakin bahwa instruksi nasabah
dilakukan berdasarkan harga yang
berlaku pada penutupan hari tersebut. Bisa saja instruksi yang
dilakukan pada hari H baru akan
dilakukan pada H+2, pada saat harga unit link sudah berbeda.

Keterikatan dan Fleksibilitas

Yang paling penting bagi yang serius untuk menjalankan investasi
adalah faktor keterikatan. Dengan
memisahkan layanan asuransi dan reksadana, kita bisa membagi proporsi
di antara keduanya sesuai
dengan situasi dan kondisi kita pada saat itu, tanpa harus terikat
dengan proporsi dan jumlah yang
telah ditetapkan dalam polis asuransi. Jika sedang membutuhkan uang,
kita bisa tetap membayar premi
asuransi, tetapi bisa bebas berhenti menyetorkan dana investasi tanpa
harus takut kehilangan manfaat
asuransi. Sebaliknya, jika sedang memiliki dana berlebih, kita bisa
menyetorkan kelebihan dana
tersebut ke reksadana tanpa harus terkena penalti atau biaya tambahan.

Selain itu, kita juga bisa dengan bebas memindahkan dana dari satu
manajer investasi ke manajer
investasi lainnya sesuai keperluan; atau bahkan memindahkan dana dari
reksadana ke instrumen
investasi non reksadana tanpa harus terkena penalti sisa dana
minimum. Semua ini akan bisa dilakukan
tanpa keterikatan dengan penyedia layanan asuransi.

***

Dengan demikian saya tidak dapat melihat adanya nilai tambah yang
diberikan unit link dibandingkan
dengan mengikuti asuransi dan reksadana secara terpisah. Kelebihan
unit link hanya ada bagi
orang-orang yang belum mengetahui keberadaan reksadana sebagai
instrumen investasi. Kelebihan unit
link lainnya adalah kepraktisan bagi yang tidak ingin berhubungan
dengan pihak yang berbeda untuk
mengurusi investasi dan asuransi. Mengingat mendaftar reksadana tidak
lebih sulit daripada mendaftar
akun tabungan bank, saya tidak yakin manfaat kepraktisan yang
didapatkan akan sebanding dengan biaya
yang dikeluarkan.

Pada beberapa tahun yang lalu, saat jumlah minimum setoran pada
produk reksadana mencapai puluhan
juta rupiah (yang saya tahu), mungkin unit link bisa bermanfaat bagi
yang ingin melakukan investasi
kecil secara periodik (menyisihkan sebagian gaji bulanan untuk
keperluan investasi). Tetapi pada
kondisi saat ini dimana jumlah setoran minimum reksadana bisa
mencapai sekurang-kurangnya Rp 100
ribu, bagi saya unit link praktis tidak lagi begitu menarik.

regards,

Avi
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]


Posted: 09 January 2008 08:364323 Reads - Print
Ratings
Please select your Rating:
No Ratings have been Posted.
Artikel Sebelumnya:
[sekolah] Data Prestasi SMPK (SMP Katolik) Angelus Custos (AC) Surabaya

[keuangan] Tujuh Kesalahan Harus Dihindari bila Berinvestasi di Reksadana

7 Keajaiban Dunia Baru

Tinggalkan kerja di New Zealand untuk bantu usaha kecil 100 keluarga perajin di Lombok

P.T. RENATA SURYAMANDIRI WISATA

Artikel Lainnya:
Renungan Harian Katolik RenunganPKarmCSE.com

Koleksi ucapan/sms Selamat Tahun Baru 2011

Pesan Paus untuk para Imam: "Kita Harus nge-Blog"

Penyakit Kawasaki Hadir di Indonesia;; 5.000 Balita Menderita Penyakit Kawasaki;; RS Omni Dirikan Kawasaki Center

Netbook HP (Notebook mini Hewlett-Packard) yang paling dicari saat ini: HP mini 1013TU, HP 1169, HP 1179

Melakukan Lima Usaha Marketing (3)

Membangun Spirit Bangsa

Milis Yahoogroups yang mendadak hilang/dihapus

I Love You, Honey

Jurus-Jurus Marketing Inspirasional (Jurus Orchard Road)



It's free for YOU. Gratis untuk ANDA!