JAWAPOS Sabtu, 30 Juni 2007,
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=292191
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Penerus Semangat Karya Para Rasul
Penahbisan Uskup Baru Surabaya
SURABAYA - Umat Katolik keuskupan Surabaya akhirnya mempunyai gembala baru. Kemarin, Monsignor (baca: Monsinyur) Vincentius Sutikno Wisaksono (Mgr Tikno) resmi ditahbiskan. Upacara penahbisan itu dilakukan di stadion Jala Krida Mandala AAL Kompleks Bumimoro, Morokrembangan.
Mgr Tikno, ditahbiskan oleh tiga uskup. Penahbis utamanya adalah Uskup Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmadja SJ. Dia didampingi Mgr Ignatius Suharya Pr (Uskup Agung Semarang) dan Mgr Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro OCarm. (Uskup Malang).
Selain ditahbiskan tiga uskup, Mgr Tikno juga diberkati oleh 37 uskup di Indonesia dan sembilan uskup agung. Upacara itu disaksikan lebih dari 13.000 umat, sejumlah Pastor, perwakilan paroki-paroki, pejabat tingkat provinsi, kota, hingga pejabat tingkat militer.
Prosesi penahbisan dimulai ketika rombongan uskup dan calon uskup menuju altar di lapangan Jala Krida Mandala. Mgr Tikno diarak dari mess Wijaya Kusuma, tempat persinggahan para uskup sebelum penahbisan. Arak-arakan itu berjalan mengikuti karpet merah melewati umat hingga naik ke altar penahbisan.
Arak-arakan itu diiringi oleh lagu-lagu rohani yang dinyanyikan oleh seluruh umat. Mereka dikomandani sekitar 500 orang anggota paduan suara yang dipimpin oleh Yulius Kristanto, dirigen utama Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya.
Selanjutnya, Uskup Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmadja SJ menyampaikan pengantar penahbisan. Julius meminta dukungan umat untuk uskup yang baru. "Uskup yang baru diangkat menjadi pengganti para rasul serta mengemban tugas pelayanan dan kuasa kegembalaan para rasul. Mari kita berdoa dan mendukung dalam bentuk apa saja," ujarnya.
Setelah prosesi memasuki liturgi penahbisan, semua uskup berlutut membelakangi umat untuk menyiapkan diri. Julius Kardinal sebagai penahbis utama membacakan Bulla, sebuah surat pengangkatan uskup dari Sri Paus Benediktus XVI. Surat yang dikeluarkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada 3 April 2007 itu berisi penunjukan Mgr Tikno untuk memimpin umat keuskupan Surabaya.
Mgr Tikno lantas bersimpuh di hadapan tiga penahbis. Penahbis utama melayangkan beberapa pertanyaan tentang kesediaan dan janji uskup kepada Mgr Tikno. Janji pun diucapkan. Akhirnya, seluruh uskup secara bergantian menumpangkan tangan ke atas kepala Mgr Tikno yang sudah terlebih dahulu berlutut. Setelah itu, penahbis utama meletakkan Kitab Suci yang terbuka di atas kepala uskup baru, sampai doa tahbisan selesai.
Sebagai upacara pelengkap, penahbis utama mengurapi kepala uskup baru dengan minyak krisma (yang biasa dipakai untuk Sakramen Krisma, tanda umat Katolik mencapai kedewasaan iman). Upacara dilanjutkan dengan memasangkan cincin di jari manis tangan kanan uskup baru. Pemasang cincin ini adalah lambang kesetiaan dan kesatuan umat.
Setelah itu, wakil umat menyerahkan Mitra (tutup kepala uskup) ke Mgr Tikno. Mitra dilambangkan sebagai tugas uskup yang selalu membela kebenaran dan keadilan. Terakhir, Mgr Tikno diserahi tongkat gembala, sebagai lambang harta pusaka umatnya.
Setelah ditahbiskan, Mgr Tikno berpesan kepada umatnya. Dia meminta umat untuk bertobat dalam sisa hidup. "Kita adalah makhluk yang lemah dan harus selalu tunduk pada perintah Tuhan," ujarnya.
Selain meminta umat bertobat dan merendahkan diri di hadapan Kristus, uskup baru itu berjanji akan mengubah gaya berbicara yang ceplas-ceplos. Selain itu, dia juga ingin menjaga kesatuan, berjanji selalu rendah hati, dan melayani serta mengasihi. Usai misa, Uskup pun melakukan pemberkatan kepada umat dengan berkeliling menaiki jip terbuka. (ode)
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]