www.pondokrenungan.com
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Malam natal tahun 2000 merupakan malam yang tidak pernah bisa kulupakan, mungkin sampai seumur hidupku. Seperti yang kita ketahui bersama, natal tahun 2000 mungkin merupakan natal yang sangat pahit, menyedihkan dan menyakitkan, dimana pada malam natal tahun itu terjadi peledakan bom di gereja-gereja di hampir seluruh lapisan tanah air, malam yang sangat mencekam.
Walaupun sebagai orang yang beriman kepada Kristus, kita harus percaya kalau Tuhan punya rencana, namun tak dapat saya pungkiri sisi manusiawi saya sangat terluka melihat tragedi malam natal itu.
Saya merupakan salah seorang umat paroki St. Yoseph, Matraman, salah satu gereja yang terkena ledakan bom malam itu. Malam natal tahun itu, saya pergi ke gereja bersama adik sepupu saya, saya tak punya firasat apapun ketika berangkat ke gereja, hanya saja saya merasakan hal yang lain dalam misa malam natal kali itu, saya merasakan sesuatu yang lebih wah dalam misa tersebut, rasanya gedung gereja menjadi lebih megah dari biasanya, dan suasananya berbeda, saya pikir mungkin itu hanya perasaan saya saja.
Sampai di tengah2 misa, adik saya ribut sakit perut, tak lama terdengar dentuman yang cukup keras, kami mengira itu hanya bunyi petasan saja, lalu misa pun tetap berlanjut, tetapi adik saya bilang sakit perut terus dan mengatakan kalau perasaannya nggak enak, saya sempat menegurnya supaya tidak ribut dan meminta menahannya sampai misa selesai.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Ketika misa selesai, kami pun bubar, tadinya saya berniat pulang naik bajaj, namun anehnya malam itu kendaraan sangat sulit, biasanya ada banyak tukang ojek, mikrolet maupun bajaj yang ngetem di depan gereja tapi kali ini tak ada satu pun motor ojek dan bajaj sulit dicari, yang naik mikrolet pun berebutan. Lalu adik saya yang biasanya malas berjalan kaki mengajak untuk pulang jalan kaki saja, sepertinya ada dorongan dalam dirinya yang mengharuskan kami cepat2 pergi dari tempat itu, maka kami pun memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki.
Tak lama kami berjalan terdengar suara dentuman yang sangat keras, sampai tanah tempat kami berpijak terasa bergoncang, kami sempat diam seketika, sampai ada banyak orang berlarian dan berteriak "bom..bom... ada bom.." seketika itu juga saya teringat kakak saya yang baru saja masuk untuk mengikuti misa kedua, saya mencoba kembali untuk melihat keadaan tapi lalu terdengar suara papa saya memanggil2 kami dan menyuruh kami pulang menunggu kabar, saya dan adik saya lalu pulang sambil menangis, tiba di rumah telepon dari saudara dan teman2 serta kerabat tak henti2nya berdering, kami menjawab sambil tak henti2nya berdoa semoga tak terjadi apa2, kami sekeluarga di rumah menunggu kabar papa dan kakak saya sambil tak henti2nya berdoa.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/
Saya tidak terlalu ingat lagi berapa lama kami menunggu sampai akhirnya papa pulang bersama kakak dengan selamat. Paginya kami mendengar kabar ada beberapa warga paroki dan masayarakat yang terluka dan meninggal, dan ternyata dentuman yang kami dengar di tengah2 misa adalah ledakan bom di gereja Koinonia. Hari natal tahun itu kami lewati di rumah duka. Sungguh syukur yang sangat besar bagi keluarga kami, karena Tuhan telah menyelamatkan saya, adik dan kakak saya dari ledakan bom malam itu.
Saya merasakan kasih dan kebaikan Tuhan sungguh nyata, Ia telah menyelamatkanku dan saudara2ku. Dan saya percaya Tuhan punya rencana dan rencana Tuhan itu indah pada waktunya, termasuk bagi para korban bom dan keluarganya. Amin.
Dikirimkan kepada Pondok Renungan.
Yuli Winata
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]