From: VacareDeo
--------------------------------------------
Sumber:
Majalah Rohani Vacare Deo
( http://www.holytrinitycarmel.com )
Edisi : Februari 2007
--------------------------------------------
Nuansa Karmel:
Misionaris Tersembunyi:
Menurut ajaran Santa Theresia Lisieux
(Oleh : Sr. Maria Skolastika, P.Karm)
"Di surga aku rindu untuk melakukan apa yang selalu menjadi
hasratku di dunia, yaitu mencintai Yesus dan membuat-Nya
dicintai." (St. Theresia Lisieux)
Kalimat yang sederhana namun indah ini diucapkan oleh Santa
Theresia beberapa bulan menjelang kematiannya. Kalimat ini
menggambarkan seluruh misinya di dunia, dan seluruh
hidupnya. Theresia lahir ke dunia hanya untuk mencintai
Yesus dan mengenal cinta-Nya semakin lama semakin dalam dari
hari ke hari.
"Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang
kudus dapat memahami, betapa lebarnya, dan panjangnya dan
tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal
kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan."
(Ef.3:18-19a)
Bagi Theresia hidup adalah Kristus (Flp.1:21), dan itu
berarti hidup adalah cinta, cinta sampai mati karena cinta.
Mencintai dengan segenap hati berarti membuat setiap gerakan
hati bergetar di bawah bimbingan Roh Kudus, Roh Cintakasih.
Hati seorang mempelai telah dimiliki oleh Theresia sejak ia
merasakan jatuh cinta kepada Yesus. Yesus adalah kekasihnya,
pujaannya, dan segala-galanya.
Theresia menyadari bahwa cintakasih merangkum semua
panggilan. Cintakasih berarti segala-galanya, merangkum
segala waktu dan semua tempat, singkatnya cinta itu abadi.
"Ketika itu, di dalam sukacita yang kegila-gilaan, aku
berseru: Oh Yesus, Kekasihku, akhirnya kutemukan
panggilanku, panggilanku ialah cintakasih."
Kerinduan Theresia adalah hidup yang dipenuhi dengan
tindakan sempurna dalam cintakasih. Cintakasih itu selalu
bergema di setiap detak jantungnya, dan mengiringi
kehangatan lembut nafasnya. Cintakasih yang menjiwai seluruh
hidupnya menjadi sebuah refren yang selalu tertulis ulang
dalam tulisan-tulisan Theresia, walau hanya dalam sebuah
kalimat yang sangat sederhana, "Yesus, aku mencintai-Mu."
Cintakasih yang amat besar inilah yang merasuk dalam di
seluruh bagian jiwa Theresia, dan terungkap sempurna di
hembusan terakhir nafas hidupnya. Sambil memandang Yesus
yang tersalib, Theresia pun mendesahkan kalimat terakhir
yang menutup seluruh hidupnya di dunia ini, "Oh Tuhanku.,
aku mencintai-Mu."
Aku akan menarik semua orang
Sesungguhnya kerinduan Theresia untuk membuat Yesus dicintai
semua orang berangkat dari kerinduan Yesus sendiri. Ketika
masih hidup di dunia ini, Yesus bersabda, "Apabila Aku
ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang
kepada-Ku." (Yoh.12:32) Cintanya yang besar kepada Yesus
membuat Theresia merindukan segala sesuatu yang dirindukan
Yesus.
Theresia merasakan tarikan Yesus yang kini telah ditinggikan
itu. Tarikan cintakasih ini menarik setiap jiwa di segala
tempat dan di segala waktu. Oleh karena itu, kepada mempelai
ilahinya, Theresia pun berkata, "Tariklah kami kepada-Mu,
maka kami akan bergegas mengikuti Engkau." (bdk. Kid.1:4)
Theresia mengerti bahwa bila suatu jiwa telah dimabukkan
oleh semerbak keharuman ilahi, tidak mungkin lagilah ia
dapat melanjutkan perjalanannya sendirian. Semua orang yang
dicintainya, hendak dibawanya serta. "Hal itu akan terjadi
dengan sendirinya, sebab Engkaulah yang menarik jiwa itu
kepada-Mu. Bagaikan aliran sungai yang dahsyat mengalir ke
dalam samudera membawa serta segala yang ditemuinya
sepanjang jalan, demikianlah o Yesusku, jiwa ini yang telah
menceburkan dirinya ke dalam samudera kasih-Mu yang tak
terbatas, menarik dan membawa serta segala harta yang
dimilikinya." Dan apakah yang menjadi harta itu? "Ya Tuhan,
Engkau tahu bahwa aku tak memiliki harta apa-apa, selain
jiwa-jiwa yang Engkau berikan kepadaku," demikianlah doa
Theresia yang mengungkapkan niatnya untuk menarik jiwa-jiwa
bersamanya menuju Allah.
"Aku tidak bisa berhenti bercerita, aku ingin membagikan
pengalamanku ini kepada semua orang," seru seorang ibu
antusias. Ibu ini baru saja mengikuti retret dan mengalami
kasih Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya. Hatinya begitu
berkobar-kobar untuk bergegas menuju Kristus, tetapi
sekaligus pula ingin menarik semua orang kepada Kristus. Air
kehidupan ilahi, yaitu Roh Kudus yang dicurahkan Yesus
Kristus ke muka bumi ini, bagaikan sebuah sungai yang
mengalir deras mengelilingi dunia, dan kembali lagi bermuara
di surga. Ia menghanyutkan semua orang yang ditemukan-Nya
sepanjang perjalanan-Nya di dunia ini, dan kemudian
menenggelamkan jiwa-jiwa berbahagia itu ke dalam samudera
cintakasih ilahi.
Theresia juga menggambarkan jiwa manusia bagaikan besi yang
disentuh oleh api ilahi sehingga seluruh bagian besi itu
menyerap panas dari api ilahi. Api itu begitu memikat
sehingga menarik si besi, dan ketika mendekat, besi pun
menyerap seluruh panasnya api. "Aku merasa, semakin api itu
mengobarkan hatiku, semakin hangat aku berkata, "Tariklah
aku kepada-Mu," tulis Theresia. Di saat yang sama, Theresia
merasakan pula semakin ia ditarik oleh Kristus, semakin kuat
pula ia menarik jiwa-jiwa, sebab "Jiwa yang diresapi api
cintakasih ilahi tidak akan menganggur."
Misionaris bagi jiwa-jiwa
Setiap anggota KTM memiliki panggilan yang luhur ini di
dalam hidupnya. Melalui pencurahan Roh Kudus, hati mereka
disulut oleh panah api cintakasih ilahi, yang membuat hati
mereka berkobar-kobar karena cinta dan untuk cinta. Hati
yang bernyala-nyala oleh api cintakasih ilahi ini akan
membuat hidupnya dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Inilah yang dimaksud dengan Theresia bahwa hati yang menyala
karena tarikan Tuhan akan menarik banyak hati pula
bersamanya.
"Yesus telah kembali ke surga. Maka aku tidak dapat
mengikuti Dia selain mengikuti jejak yang ditinggalkan-Nya.
Betapa cemerlang penuh cahaya jejak-jejak-Nya. Betapa
semerbak keharuman yang dipancarkan-Nya. Cukuplah kalau aku
membalik-balikkan Injil, maka serentak terpancarlah
keharuman hidup-Nya, lalu aku pun tahu ke mana aku harus
bergegas." (Theresia Lisieux)
Theresia tahu ke mana ia harus bergegas untuk menggapai
Yesus, yaitu dengan mengikuti jejak-jejak-Nya. Mengikuti
segala ajaran-Nya, mengikuti teladan hidup-Nya, dan bahkan
mengikuti cara hidup dan mati-Nya, sebagaimana yang tertuang
sempurna dalam Injil. Ke sanalah Theresia akan pergi, dan ke
sana pulalah ia akan membawa jiwa-jiwa kepada Yesus.
"Menjadi mempelai bagi-Mu berarti menjadi biarawati Karmel,
dan oleh persatuan dengan Engkau, aku menjadi ibu bagi
jiwa-jiwa," tulis Theresia. Theresia sungguh menyadari,
bahwa jiwanya yang bersatu dengan Kristus dalam cinta, akan
menjadi bagaikan seorang ibu bagi jiwa-jiwa yang malang,
jiwa yang tidak mengenal kasih Allah dalam hidupnya.
Theresia mempersembahkan hidupnya dan segala kurban-kurban
kecilnya, agar jiwa-jiwa yang malang itu mengalami
pertobatan dan dapat mengalami kasih Tuhan. Di sinilah sang
misionaris muda yang tak pernah keluar biara melakukan
karyanya. Hatinya menembus tembok-tembok biara, dan
persembahan hidupnya menjamah hati banyak orang di segala
tempat dan segala zaman.
Menjadi seorang anggota KTM tidak berarti harus melakukan
karya-karya misi ke berbagai tempat. Ia tidak harus pandai
mengajar dan berkotbah, atau memiliki suara merdu yang dapat
menghanyutkan orang dalam pujian. Akan tetapi, setiap
anggota KTM dipanggil untuk menjadi misionaris-misionaris
tersembunyi. Tanpa ada yang tahu, dan memang tidak perlu ada
yang tahu, lewat persembahan hidupnya setiap hari kepada
Allah, ia menjadikan hidupnya sebagai berkat bagi orang
lain. Ia tetap tinggal dalam segala kegiatannya sehari-hari;
sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak-anak,
sebagai seorang ayah yang bekerja mencari nafkah, sebagai
seorang anak yang sibuk belajar, dan sebagainya. Akan
tetapi, segala aktivitasnya itu dilakukan dengan cinta, demi
cinta, dan untuk cinta kepada Tuhan. Inilah yang berkenan
kepada Allah. Satu hari yang dilalui dalam persatuan
cintakasih dengan Allah akan sangat berguna bagi Gereja dan
dunia, karena hari itu akan mendatangkan pertobatan dan
berkat bagi jiwa-jiwa yang membutuhkannya.
"Aku mau memaklumkan Injil di kelima benua sampai ke
pulau-pulau yang terpencil. Aku mau menjadi misionaris sejak
awal dunia sampai akhir masa. Akan tetapi di atas semuanya
itu, Oh Juruselamatku yang terkasih, untuk-Mu aku ingin
mencucurkan darahku sampai tetes terakhir. Menjadi martir,
itulah idaman masa mudaku. Idaman itu telah tumbuh kini
bersamaku, di dalam lorong-lorong biara Karmel." (Theresia
Lisieux)
Demikianlah yang dilakukan Theresia. Sejak semula di dalam
hatinya berkobar kerinduan untuk menjelajah dunia sebagai
seorang misionaris, tetapi kesehatannya tidak memungkinkan
untuk itu. Ia tinggallah menjadi seorang biarawati muda yang
tak pernah meninggalkan biaranya sekali pun, kecuali setelah
meninggal untuk menuju ke liang kubur. Akan tetapi, hatinya
luas menyeberangi samudera-samudera antar benua. Di
lorong-lorong biara Karmel, ia mempersembahkan hidupnya
setiap hari untuk sesamanya yang sebetulnya tak pernah ia
kenal. Ia lakukan pekerjaan-pekerjaan biasa di dalam biara
dengan cinta yang luar biasa kepada Allah. Inilah kemartiran
tak berdarah, yang seringkali lebih sulit karena membutuhkan
kesabaran dan ketekunan yang besar.
Bukankah ini panggilan yang luhur dan mulia? Kita semua
dipanggil untuk menjadi misionaris-misionaris tersembunyi,
untuk menghantar jiwa-jiwa ke pangkuan Bapa surgawi. "Aku
haus." Seruan Yesus di atas kayu salib ini dimengerti
Theresia sebagai kehausan Yesus akan jiwa-jiwa manusia.
Semoga seruan Yesus ini pun bergema selalu di kedalaman hati
kita. Menguatkan kita untuk senantiasa hidup di hadirat
Allah demi jiwa-jiwa, mengobarkan hati kita untuk merindukan
keselamatan bagi jiwa-jiwa, dan akhirnya membuat kita
bersama dengan Yesus berseru pula, "Aku haus."
Sharing :
* Yesus rindu akan keselamatan jiwa-jiwa, bagaimanakah Anda
menanggapi kerinduan Yesus itu? Bagaimana Anda akan membawa
jiwa-jiwa kepada Yesus? Sharingkanlah pengalaman Anda dengan
teman dalam sel
* Bagi Anda pribadi manakah yang lebih menarik menjadi
misionaris tersembunyi seperti St. Theresia atau menjadi
misionaris aktif seperti St. Fransiskus Xaverius?
Sharingkanlah pendapat Anda
Dalam Kasih Kristus,
Redaksi VacareDeo
======================================
Silahkan bagikan renungan ini ke teman terdekat Sdr/i.
Tuhan memberkati.
======================================
Bagi yang ingin mengutip/menyebarkan artikel ini,
harap tetap mencantumkan sumbernya. Terima kasih.
Sumber:
Majalah Rohani Vacare Deo
( http://www.holytrinitycarmel.com )
Edisi : Februari 2007
======================================
Ikutilah milis Renungan VacareDeo,
setiap bulan dg 2 artikel pilihan.
Untuk bergabung, kirim email ke:
renungan-vacaredeo-subscribe@yahoogroups.com
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]