Koleksi artikel Karir, Komputer, Pengembangan Pribadi, Rohani dll
Home Terbaru Populer Web Links 28 Apr 2025
GSN recommended web :
Ide2 bisnis, ide2 blog dari Cosa Aranda





Search

Artikel Web Link
Kategori
Excel Tips
Film Bioskop
Humor
Karir
Keluarga
Komputer & Internet
Pemasaran
Pengembangan Pribadi
Pernikahan
Relasi
Rohani
Virus & Antivirus
Webmaster
Lain-lain
Feed Back
Nama:
Email:
Pertanyaan/ Masukan/ Request Artikel/ Comment:

. . . .

Untuk mengundang Motivator Top Indonesia di Perusahaan / Organisasi Anda bisa kunjungi website dibawah ini:

Motivator Indonesia

Penjual Tempe
Seorang ibu setengah baya yang pekerjaan sehari-
harinya menjual tempe di desanya. Tempe yang
dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya
sendiri. Pada suatu hari, seperti biasanya, pada
saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual
tempenya, ternyata pagi itu tempe yang terbuat
dari kacang kedele itu masih belum jadi tempe
alias masih setengah jadi.

Ibu ini sangat sedih hatinya. Sebab jika tempe
belum jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang
karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual.
Padahal mata pencaharian si ibu hanyalah dari
menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari.

Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu yang
memang aktif beribadah teringat akan firman
Tuhan yang menyatakan bahwa tiada yang mustahil bagi
Tuhan dan Tuhan selalu menolong hambaNya.
Lalu ia mengangkat kedua tangannya berdoa
diantara beberapa batangan kedele yang masih
dibungkus dengan daun pisang tersebut.

Tuhan, aku mohon kepadaMu agar kedele ini
menjadi tempe, Amin. Demikian doa singkat si Ibu
yang dipanjatkannya dengan sepenuh hatinya. Ia yakin
dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu,
dengan tenang ia menekan-nekan dengan ujung jarinya
bungkusan bakal tempe tersebut. Dengan hati
yang deg-degan ia mulai membuka sedikit
bungkusannya untuk melihat mujijat kedele jadi
tempe terjadi. Lalu apa yang terjadi Dengan kaget dia
mendapati bahwa kedele tersebut............
......masih tetap kedele.

Si Ibu tidak kecewa, berpikir bahwa mungkin
doanya kurang jelas didengar Tuhan. Lalu kembali
ia mengangkat kedua tangannya berdoa diantara
beberapa batangan kedele tersebut. "Tuhan, aku
tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil. Tolonglah aku
supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah
mata pencaharianku. Aku mohon Tuhan jadilah ini
menjadi tempe, Amin". Dengan berharap iapun
kembali membuka sedikit bungkusan tersebut.
Lalu apa yang terjadi? Dengan kaget ia melihat
bahwa kacang kedele tersebut...
....masih tetap begitu!

Sementara hari makin siang, tentunya pasar
semakin ramai. Si ibu tidak merasa kecewa atas
doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun
sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar
membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia
berpikir mungkin mukjizat Tuhan akan terjadi di
tengah perjalanan ia pergi ke pasar. Lalu iapun bersiap-
siap untuk berangkat ke pasar. Semua keperluannya untuk
berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya.
Sebelum beranjak dari rumah ia sempatkan untuk berdoa lagi,
"Tuhan, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku.
Sementara aku berjalan menuju pasar, Engkau
akan mengadakan Mukjizat buatku, Amin". Lalu ia
pun berangkat. Sepanjang perjalanan ia tidak lupa
membaca doa dalam hati. Tidak lama kemudian
sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia
mengambil tempat untuk menggelar barang
dagangannya. Ia yakin tempenya sekarang pasti
sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan
pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya
bungkusan tiap bungkusan yang ada. Perlahan ia
membuka sedikit daun pembungkusnya dan
melihat isinya. Apa yang terjadi?
Ternyata ...tempenya benar-benar..... belum jadi!

Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-
dalam dan mulai kecewa karena doanya tidak
dikabulkan. Ia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak
kasihan kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan hasil
menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja
tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu
bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih
setengah jadi. Sementara hari makin siang dan pasar
sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan
teman-temannya sesama penjual tempe yang
tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal
sedikit lagi tersisa. Si ibu tertunduk lesu. Ia seperti
tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya
hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa
kecewa yang dalam. Yang ia tahu bahwa hari itu ia
tidak akan mengantongi uang sepeserpun.
Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang
wanita.

"Bu... Maaf ya... saya mau tanya. Apakah
ibu menjual tempe yang belum jadi? Dari tadi saya sudah
keliling pasar mencarinya?. Seketika si ibu tadi
terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan wanita di
depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa
"Tuhan.. saat ini aku tidak butuh tempe lagi. Aku
tidak butuh lagi. Biarlah daganganku ini tetap
seperti semula, Amin". Tapi kemudian, ia tidak berani
menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan
selagi ia duduk termenung tadi tempenya sudah jadi.
Dia ragu-ragu untuk menjawab ya kepada wanita itu.

"Bagaimana nih?" pikirnya. "Kalau aku bilang ya
jangan-jangan tempenya sudah jadi." Ia kembali
berdoa dalam hatinya, "Ya Tuhan biarlah tempeku ini tidak
usah jadi tempe lagi. Sudah ada orang yang kelihatannya
mau beli. Tuhan tolonglah aku kali ini. Tuhan dengarkanlah
doaku ini.." ujarnya berkali-kali. Lalu, sebelum ia
menjawab wanita itu, ia pun membuka sedikit daun penutupnya.
Apa yang dilihatnya..?? Ternyata... memang benar tempenya
belum jadi. Ia bersorak senang dalam hatinya.

Wanita tersebut memborong semua dagangan si ibu itu.
Sebelum wanita itu pergi, ia penasaran kenapa ada orang yang
mau beli tempe yang belum jadi. Ia bertanya pada si wanita.
Dan wanita itu mengatakan bahwa anaknya jauh di luar kota
ingin tempe yang berasal dari desa itu. Berhubung
tempenya akan dikirim kesana jadi ia harus membeli tempe
yang belum jadi agar setibanya disana, tempenya sudah jadi.
Kalau tempe yang sudah jadi maka setibanya disana
tempe tersebut sudah tidak bagus lagi dan rasanya sudah
tidak enak lagi.

Apa yang bisa kita simpulkan dari kejadian ini?

Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita
kepada Tuhan pada waktu kita berdoa padahal
sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita
perlukan.

Kedua: Tuhan menolong dengan caraNya yang
sama sekali diluar perkiraan kita sebelumnya.

Ketiga: Tiada yang mustahil bagi Tuhan

Keempat: Percayalah bahwa Tuhan akan
menjawab doa kita sesuai dengan rancanganNya.

http://www.gsn-soeki.com/wouw/?koleksi-artikel-utk-semua
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]


Posted: 15 September 2006 06:083705 Reads - Print
Ratings
Please select your Rating:
No Ratings have been Posted.
Artikel Sebelumnya:
St. Dominikus Savio: "Lebih Baik Mati Daripada Berdosa"

St. Dominikus Savio: ABG yang Menjadi Santo

Rosario Adalah Doa yang Penuh Kuasa bagi Perdamaian

Suami Selingkuh

Sudahkah anda berbuat baik hari ini?

Artikel Lainnya:
Renungan Harian Katolik RenunganPKarmCSE.com

Koleksi ucapan/sms Selamat Tahun Baru 2011

Pesan Paus untuk para Imam: "Kita Harus nge-Blog"

Penyakit Kawasaki Hadir di Indonesia;; 5.000 Balita Menderita Penyakit Kawasaki;; RS Omni Dirikan Kawasaki Center

Netbook HP (Notebook mini Hewlett-Packard) yang paling dicari saat ini: HP mini 1013TU, HP 1169, HP 1179

Melakukan Lima Usaha Marketing (3)

Membangun Spirit Bangsa

Milis Yahoogroups yang mendadak hilang/dihapus

I Love You, Honey

Jurus-Jurus Marketing Inspirasional (Jurus Orchard Road)



It's free for YOU. Gratis untuk ANDA!