Dalam suatu kesempatan "outing", salah satu kantor yang saya pimpin, seperti biasa, saya selalu menyelipkan satu materi untuk didiskusikan. Saya selalu yakin bahwa suasana "santai" membuat materi yang lebih berat bisa dicerna lebih mudah.
Pernahkan anda berpikir mengenai suatu tindakan yang dilakukan orang lain. Ambil contoh, suatu ketika anda mampir ke suatu café, dan mendapat sambutan awal yang kurang enak seperti "Mau pesan apa?", tanpa ada bapak / ibu atau panggilan sopan lainnya dan dengan gaya dan intonasi yang "jutek"
Mungkin anda langsung berpikir bahwa memang sudah tabiatnya pelayan tsb bertingkah laku spt itu, mungkin juga anda memahami bahwa pelayan tsb bertingkah laku "aneh" karena mengalami "bad day" sehingga anda dapat memakluminya.
Menurut disiplin ilmu NLP (Neuro Linguistic Programming) atau singkatnya ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa bagi pikiran kita, tingkah laku (behaviour) tidaklah sesuatu yang muncul secara acak dan tiba-tiba.
Tingkah laku, muncul terkait dengan "state" alias keadaan sesaat, dan mungkin anda paham bahwa "state" kita berubah-ubah sedemikian cepat, dipengaruhi oleh factor "psychology" (pikiran,), "physiology"(gerak olah tubuh), dan "biochemistry"(zat-zat yang ada dan diserap tubuh, tergantung pola makan, minum).
Sampai disini mungkin anda mulai paham bahwa jika seseorang melakukan tindakan yang "menyebalkan", bukan berarti bahwa orang tsb memang "menyebalkan", melainkan orang tsb mungkin memfocuskan pikirannya pada kejadian yang tidak menyenangkan sebelumnya (psychology), menampilkan gerak olah tubuh yang membuatnya tambah "kesal" (physiology) dan didukung dengan "desakan" zat-zat dari dalam tubuh (biochemistry)
Setelah anda tahu, tentunya anda mulai berpikir "Berarti, apa yang kita lakukan bukan datang begitu saja, dan yang menarik tentunya adalah bahwa kita punya "kendali penuh" atas apa-apa yang "akhirnya" kita lakukan.
Pada saat kita berbicara mengenai "state", kita tidak mengatakan mana "state" yang baik dan mana yang tidak, kita menyebutnya "resourceful state" dan "unresourceful state", yang artinya "state" yang membuat anda mampu melakukan tujuan anda, dan kebalikannya.
Sekarang coba kita pikirkan aplikasi nyatanya.
Bayangkan anda sedang berbicara dengan seorang client. Anda melihat bahwa client tsb tidak konsentrasi pada apa yang anda sampaikan, dan bahkan sempat membuat anda "kesal" karena merasa tidak dihargai.
Ingatlah, bahwa "tingkah laku" yang ditunjukkan adalah "hasil" dari "state"nya saat itu. Anda bisa mulai dengan mengajaknya berbicara mengenai hal-hal yang menyenangkan baginya (butuh pengamatan kecil dan "listening skill" yg baik), sampai disini mudah-mudahan anda sudah dapat merubah apa yang sedang difocuskannya (psychology). Kemudian bisa dilanjutkan dengan mengajaknya melihat maket atau unit contoh atau tindakan fisik lainnya yang membuat gerak olah tubuhnya berubah (physiology) dan yang terakhir tentunya yang paling jarang bisa anda lakukan, kecuali "extreme"nya adalah misalnya anda kebetulan juga sedang menyuguhkan wine, yang tentunya adalah contoh yang jelas yang akan berpengaruh cepat pada "biochemistry"nya
Apa yang disampaikan disini tentunya adalah bentuk penyederhanaan, karena hanya ingin menonjolkan bahasan kita kali ini, masih ada beberapa factor lain seperti "pacing & leading", menunjukkan empathy, dll (beberapa pernah dibahas di tulisan terdahulu).
Selamat mencoba !
http://www.gsn-soeki.com/wouw/?koleksi-artikel-utk-semua
Ditulis oleh Hary Jap, Ir
Praktisi Pemasar Property
Ketua DPD AREBI DKI Jakarta
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]