04 Agustus 2006 - 10:20
Kaum Muda, harapan Keluarga Dan Gereja, Kata Kardinal Zen
http://mirifica.net/wmview.php?ArtID=3152
HONG KONG (UCAN) -- Orang muda adalah harapan keluarga dan Gereja, demikian penekanan Uskup Hong Kong Joseph Kardinal Zen Ze-kiun dan para penyelenggara lain Hari Kaum Muda Asia (HKMA) dalam konferensi pers 29 Juli.
Harapan itu kita butuhkan,?kata Kardinal Zen, terutama ketika kita hadapi banyak kecemasan. Pemimpin Gereja Hong Kong itu menceritakan apa yang pernah dikatakan Paus Yohanes Paulus II bahwa orang muda itu harapan Gereja.
Dalam konferensi pers pada hari kedua HKMA (28 Juli-5 Agustus) itu, Kardinal Zen menjelaskan, HKMA diadakan selama sembilan hari. Temanya adalah: Kaum Muda, Harapan Keluarga Asia."
Kaum muda dari negara-negara lain tinggal selama 28-30 Juli di rumah-rumah umat Katolik setempat di 32 dari 52 paroki di keuskupan itu. Pada 30 Juli, mereka dan kaum muda Katolik setempat pindah ke sebuah tempat perkemahan yang digunakan sebagai tempat utama kegiatan HKMA.
Kardinal Zen juga mengamati bahwa institusi keluarga tampak menghadapi masalah belakangan ini. Mengacu pada gejala perkawinan homoseksual, ia mengatakan, orang muda hendaknya berbesar hati untuk menerima rencana Tuhan untuk hidup berkeluarga, yang dibangun oleh seorang pria dan seorang wanita.
Sekalipun orang lain tak menyetujui pandangan Gereja ini, katanya, umat Katolik hendaknya tidak kecut, tetapi saling menguatkan untuk membangun sebuah masyarakat yang lebih baik dan berkenan di hati Allah. Inilah yang diharapkan penyelenggara HKMA, lanjutnya.
Hari Kaum Muda Asia diselenggarakan oleh Seksi Kaum Muda dari Kantor Kerasulan Awam dan Keluarga Federasi Konferensi-Konferensi Uskup Asia (FABC, Federation of Asian Bishops' Conferences). Tahun ini Keuskupan Hong Kong menjadi tuan rumah untuk menerima sekitar 800 orang muda dari 25 negara dan berbagai wilayah di Asia, Afrika, dan benua lainnya, termasuk 240 orang muda dari Hong Kong sendiri.
Jumlah peserta Hari Kaum Muda Asia itu tidak sebanyak Hari Kaum Muda se-Dunia, kata Kardinal Zen, namun kekuatannya terletak dalam pertukaran yang lebih mendalam di antara para peserta, yang berasal dari negara yang kebudayaan-kebudayaannya tidak terlalu berbeda.
Menjadi tuan rumah untuk acara ini tidak seperti menyelenggarakan Piala Dunia, bukan juga untuk keuntungan ekonomi, katanya. Sekalipun demikian, Gereja lokal ingin menyelenggarakannya, katanya, karena HKMA merupakan berkat bagi para peserta dan menghidupkan kembali iman mereka saling interaksi di antara mereka.
Ia juga mengomentari tentang 60 peserta Cina daratan yang telah terdaftar untuk acara itu. Beberapa dari mereka tidak dapat datang ke Hong Kong karena sulit memperoleh ijin dari pemerintah lokal, katanya. Sementara yang lain, lanjutnya, mengalami bencana banjir di beberapa bagian di Cina daratan itu.
Menurut Kardinal Zen, para peserta setidaknya dari empat tempat di Cina daratan tidak dapat hadir dalam HKMA tahun ini, namun ia tidak menyebutkan nama tempat itu.
Sayang bahwa sejumlah pejabat pemerintah Cina menganggap peristiwa ini sebagai sebuah kegiatan anti-Cina yang diadakan Zen Ze-kiun,?tambah kardinal, dengan memakai nama Cina-nya. Ia menegaskan, para pejabat itu hendaknya belajar bahwa ini sebuah peristiwa Asia, bukan sesuatu yang ia adakan secara pribadi.
Kardinal menyatakan bahwa ketika ia meminta Kantor Perhubungan Pemerintah Pusat Cina di Hong Kong untuk menjelaskan pandangan sejumlah pejabat pemerintah Cina yang diduga menentang peristiwa itu, dia mendapat jawaban bahwa pemerintah pusat tidak berpandangan seperti itu. Namun, ia minta media tidak menciptakan kesulitan-kesulitan bagi para peserta Cina daratan yang harus memberikan penjelasan kepada para pejabat pemerintah ketika mereka kembali ke tanah air mereka.
Pastor Philip Chan Tak-hung dari Hong Kong, ketua panitia ad hoc untuk HKMA yang mengkoordinasi acara itu, mengatakan kepada pers 30 Juli, setengah dari 60 peserta Cina daratan yang terdaftar telah tiba.
Dalam konferensi pers 29 Juli, Uskup Infanta (Filipina) Mgr Rolando Tria Tirona, ketua Seksi Kepemudaan FABC, berterima kasih kepada Kardinal Zen atas kemurahan dan kebesaran hatinya untuk menjadi tuan rumah. Uskup itu juga berterima kasih atas keterbukaan kaum muda.
Uskup Tirona mengatakan kepada UCA News 31 Juli, HKMA menekankan pengakuan, relevansi, dan pembaruan. Ia menjelaskan bahwa HKMA mengakui dinamika kaum muda, relevansi mereka bagi Gereja dan dunia, serta perhatian dan kepedulian mereka terhadap masyarakat. Mereka juga harus menyumbangkan sesuatu bagi masyarakat. HKMA juga membantu mereka membarui komitmen mereka demi Yesus, demi kemanusiaan, dan demi dunia yang lebih baik, katanya.
Uskup Filipina itu menambahkan, ia berharap HKMA tahun ini akan memperdalam rasa solidaritas di antara orang muda, membangkitkan kesadaran akan peran mereka dalam Gereja, dan membantu mereka mengembangkan semangat misi.
HKMA pertama diadakan di Hua Hin, Thailand (1999). HKMA kedua diadakan di Taipei, Taiwan (2001), dan HKMA ketiga diadakan di Bangalore di India bagian selatan (2003).
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]