[EROPA/VATIKAN]
Gerakan-gerakan awam baru di dalam Gereja hendaknya menjadi "sekolah-sekolah dari kebebasan sejati", kata Paus Benediktus XVI pada perayaan Misa dan doa vigili Pentekosta. Ia menambahkan bahwa gerakan-gerakan awam baru hendaknya memberikan keseimbangan dalam "dunia ini, yang penuh dengan kebebasan-kebebasan palsu yang menghancurkan lingkungan dan umat manusia."
Paus Benediktus bertemu dengan sejumlah kerumunan massa dari sekitar 400,000 anggota dari gerakan-gerakan awam dan komunitas-komunitas gerejawi pada hari Sabtu malam, tanggal 3 Juni. Bahkan melampaui perkiraan dari para penyelenggara di Vatikan, kerumunan massa membanjiri Lapangan Santo Petrus sampai keluar ke jalan-jalan di sekitarnya. Saat tiba, Paus Benediktus berkeliling di luar Lapangan Santo Petrus dengan berkendaraan "kendaraan paus"nya ke Via della Conciliazione menuju Sungai Tiberio untuk menyalami para anggota kerumunan massa sebelum kembali ke tempatnya di depan basilika Vatikan.
Perayaan malam itu dimulai dengan sambutan dari Uskup agung Stanislaw Rylko, kepala dari Kongregasi bagi Kaum Awam, yang menyelenggarakan acara itu. Dilanjutkan dengan Misa Vesper (malam), dengan mazmur yang digabung dengan meditasi-meditasi yang dipersembahkan oleh para pemimpin utama dari gerakan-gerakan awam yaitu: Chiara Lubich dari Focolari, Andrea Ricciardi dari komunitas San't Egidio, Kiko Arguello dari Neokatekumen dan Monsignor Julian Carron dari COMMUNION AND LIBERATION.
Dalam homilinya Paus Benediktus mengingat Paus Yohanes Paulus II yang menyambut sebuah pertemuan sejenis dari gerakan-gerakan awam baru pada malam Pentekosta tahun 1998. Selama sesi itu, ia mengingatkan massa bahwa almarhum Paus tersebut telah menunjuk gerakan-gerakan awam itu sebagai sesuatu yang "Providential" (kemurahan Allah). Paus Yohanes Paulus adalah seorang pendukung antusias dari gerakan-gerakan awam. Paus Benediktus telah melanjutkan dukungan itu, sementara berusaha mengurangi ketegangan-ketegangan yang sering kali muncul di antara gerakan-gerakan dan keuskupan-keuskupan lokal.
Menimbang awal-mula dari Gereja, yang lahir pada saat Pentekosta, Paus mengatakan bahwa Roh Kudus mengajarkan umat "betapa indahnya menjadi bebas, dalam kebebasan sejati dari anak-anak Allah."
Bersama dengan kehidupan dan kebebasan, lanjut Paus, Roh Kudus juga membawa persatuan. Di dalam Gereja, "kemajemukkan dan persatuan berjalan bersama," katanya, mengamati banyaknya perbedaan-perbedaan di antara kelompok-kelompok berbeda yang hadir dalam pertemuan malam hari itu. Sementara membangun kekuatan istimewa mereka sendiri, Paus menasehati kelompok-kelompok itu "untuk turut serta dalam membangun tubuh yang satu."
Satu kekuatan dari gerakan-gerakan awam, kata Paus, adalah "kekuatan misionaris" mereka. Ia menjelaskan: "Mereka yang telah menemukan sesuatu yang sejati, indah dan baik di dalam hidup mereka-- satu-satunya harta yang nyata, mutiara yang berharga-- ingin segera membagikannya kepada setiap orang: dalam keluarga, pekerjaan, dalam semua wilayah kehidupan mereka." Misa malam hari itu menjadi penutup dari lamanya perkumpulan yang telah dimulai memuncak pada awal hari itu, saat umat mulai berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Sepanjang sore hari terdapat musik, doa, dan kesaksian, sementara massa bertambah. Pada saat Paus tiba, dengan masih bersinarnya matahari petang, Lapangan Vatikan tergenang dalam warna, dengan banyak anggota dari kerumunan kaum muda yang mendominasi melambaikan spanduk-spanduk dan bendera-bendera nasional mereka.
Kebanyakan peserta adalah orang Italia, meskipun banyak juga yang datang dari luar negeri. Kelompok-kelompok yang mewakili termasuk diantaranya: COMMUNION AND LIBERATION, Focolari, Pembaharuan Karismatik, komunitas San't Egidio, Neokatekumen, Schönstatt, Emmanuele dan komunitas l'Arche.
(diterjemahkan oleh Shirley Hadisandjaja; dari sumber CWNews, 5 Juni 2006)
Shirley Hadisandjaja
http://www.pondokrenungan.com
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]