SCHAGEN, Netherlands (AP) -
Beberapa orang berpikir dia gila. Istrinya juga tak bisa dikatakan senang. Akan tetapi seperti Nuh di Alkitab, pria Belanda bernama Johan Huibers terus maju dalam misinya: membangun replika Bahtera Nuh sebagai bukti akan imannya terhadap kebenaran literal dari Alkitab.
Penduduk di Schagen, 30 mil sebelah utara Amsterdam, sering berhenti di pelabuhan kecil kota itu untuk bertukar sapa atau hanya memandang kapal kayu besar yang saat ini hampir dalam penyelesaian.
Bahtera Johan dirancang untuk dapat melalui setiap jembatan dan pintu air sepanjang rute perjalanan yang telah ia rencanakan, melalui perairan dalam sampai kota-kota besar di Belanda.
Dengan perhitungan sesuai ukuran biblikal tua, bahtera itu mempunyai panjang 150 hasta dengan tinggi 30 hasta dan lebar 20 hasta. Itu sekitar 230 kaki (70 m) panjangnya, tinggi 45 kaki (13,5 m), dan lebar 30 kaki (9,5 m).
Seperti digambarkan dalam Kejadian, Nuh menggunakan "kayu gofir" untuk membangun bahteranya. Bathera Johan dikonstruksi dengan kayu cedar Amerika dan kayu pinus Norwegia - diatas lambung kapal yang terbuat dari baja top.
Walaupun spektakuler, bahtera itu hanya dapat memuat seperlima dari yang dibangun Nuh, menurut kebanyakan cendikiawan biblikal.
"Dan pikirkan saja, Nuh melakukannya sendirian dan tanpa alat-alat modern. Itu tidak terbayangkan, bukan?" kata Johan, kontraktor energik berusia 47 tahun itu.
Menurut Kejadian, Nuh mengambil tujuh pasang binatang yang tidak haram dan satu pasang dari binatang lainnya, ditambah istrinya, tiga anak-laki-laki dan tiga menantu perempuaan saat bumi dipenuhi oleh banjir raksasa.
Visi Huibers lebih sederhana. Ia berencana memenuhi bahteranya dengan koleksi binatang yang biasa ada di peternakan seperti kuda, domba, ayam, kelinci, plus eksibisi dari binatang-binatang eksotik.
Ia berharap segera berlayar pada September - menampilkan bahtera itu sebagai kombinasi monumen religius, museum dan kebun binatang kecil.
"Ini akan banyak berbicara kepada anak-anak, karena itu memberikan mereka sesuatu yang nyata untuk melihat bahwa Bahtera Nuh benar-benar ada," kata Huibers. "Mereka akan mendengar bunyi kayu berderit-derit, mencium bau-bau binatang."
Huibers mendapatkan ide itu sekitar satu dekade lalu dan kemudian membeli dan menimbun sekitar 1200 batang kayu yang dibutuhkan sejak musim panas lalu. Anaknya Roy, 17, dan beberapa teman pekerja membantu apa yang mereka bisa. Tetapi kebanyakan dikerjakan oleh Huibers.
Dan Ny. Huibers?
"Dia tidak sungguh-sungguh menyukainya," katanya. "Dia selalu berkata 'Mengapa kamu tidak menggali sumur-sumur di Ethiopia?' Saya pernah terlibat di beberapa proyek disana. Namun dia mengerti, (bahwa) ini adalah mimpi saya."
Melihat adalah mempercayai. Huibers mulai memasang paku Desember lalu dan pada sebuah sore yang beku di bulan Maret, ia berjalan dengan energik di sekitar kapal, menunjukkan bagaimana itu semua akan bekerja.
Pintu masuk dipasang melalui jembatan besar di samping, yang menuju lantai kedua dari tiga tingkat, dimana binatang akan disimpan. Tangga membawa pengunjung untuk melihat tingkat pertama dan ketiga. Pada dek atas akan didirikan sebuah rumah kecil untuk menyediakan minuman, dengan kebun binatang diluar.
Bahtera Johan akan diisi binatang yang masih bayi, yang dipercayai Johan bahwa Nuh juga telah melakukannya untuk menghemat tempat. Binatang yang masih bayi juga lebih lucu, dan ini akan membantu bisnis.
Total biaya dari proyek non-profit ini diperkirakan sedikit dibawah $1,2 juta (sekitar 12 milyar).
Huibers berencana memungut tiket masuk sekitar $2,40 untuk anak-anak dan $3,60 untuk orang dewasa, yang termasuk tur, minuman, dan sebuah pamflet religius. "Jadi setidaknya sekitar ratusan ribu orang harus berkunjung baru bisa dibilang sukses," katanya. "Apakah kamu percaya mereka akan datang? Saya percaya."
Huibers telah berhasil meyakinkan kritikus terbesarnya: bank. Banklah yang menyediakan pinjaman. Bahtera Nuh harus sesuai dengan seluruh aturan pelayaran, aturan api, dan aturan mengenai hak-hak binatang.
Walaupun berasal dari Belanda yang terletak di bawah ketinggian laut, ketakutan akan semakin meningginya laut akibat pemanasan global atau banjir besar yang dikirimkan Tuhan tidak memainkan peranan yang istimewa dalam rencana pria Belanda itu.
"Itu tidak akan terjadi lagi. Kamu tahu: pelangi," katanya, mengacu pada ayat di Kejadian yang menceritakan bahwa Tuhan menaruh janjinya di awan sebagai bagian dari janjinya bahwa dia tidak akan pernah lagi membawa air bah ke seluruh bumi.
Huibers mengatakan bahwa dia berharap proyeknya dapat memberbaharui ketertarikan atas Kekristenan di Belanda. "Itu adalah motivasi saya."
Sumber lainnya, bisa dibaca di:
http://www.salib.net/index.php?name=News&file=print&sid=1040
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=khusus&id=5
http://www.google.co.id/search?q=Huibers%2BBelanda&num=50&hl=id
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]