APA ITU SAGKI ?
* SAGKI adalah singkatan dari SIDANG AGUNG GEREJA KATOLIK INDONESIA.
* SAGKI merupakan sidang para uskup seluruh Indonesia dan umat Katolik yang diwakili oleh kelompok kerasulan awam (kerawam), perwakilan paroki, ataupun juga kelompok kategorial. SAGKI diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali. SAGKI yang pertama kali diadakan pada 1995, di Graha Kencana, BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta dengan nama SIDANG KWI-UMAT.
APA YANG DIBAHAS ?
Yang dibahas dalam SAGKI adalah sikap Gereja Katolik menanggapi berbagai persoalan sosial kemasyarakatan yang muncul, apa yang akan dilakukan Gereja Katolik pada masa mendatang dengan melihat perjalanan yang telah dilalui.
BAGAIMANA CARA MELIHAT PERJALANAN GEREJA KATOLIK INDONESIA dlm SAGKI ?
Bermula dari hasil SIDANG KWI-UMAT pada 1995 dan hasil SAGKI th. 2000 yang kemudian diaktualisasi terus menerus dalam bentuk SURAT GEMBALA dan atau NOTA PASTORAL dalam kurun waktu 1995 sampai dengan 2004.
JELASNYA BAGAIMANA ?
* SIDANG KWI-UMAT 1995 - dengan tema MEWUJUDKAN REFLEKSI DAN PROYEKSI KETERLIBATAN UMAT DALAM SEJARAH BANGSA. Julius Kardinal Darmaatmaja SJ menegaskan bahwa umat katolik sebagai warga negara Indonesia tidaklah cukup kiranya hanya mengunjungi gereja dan bersembahyang saja. Umat Katolik lebih-lebih harus berani menceburkan diri ke dalam masyarakat.
* SURAT GEMBALA PASKAH 1997 : Kerusakan moral di segala bidang kehidupan masyarakat karena hukum tak diindahkan, hak dan martabat manusia tak dihormati, serta keadilan tidak ditegakkan. Kaum muda dihimbau terlibat dalam politik yang bermoral.
* SURAT GEMBALA PASKAH 1999 – Gereja menjelaskan semakin terlihat penyalahgunaan uang, kekuasaan, jabatan dan fasilitas negara dalam berbagai bidang untuk meraih suatu tujuan. Pesan Para Uskup adalah Gunakan hati nurani dalam pemilu.
* SAGKI 2000 – dengan tema MEMBERDAYAKAN KOMUNITAS BASIS MENUJU INDONESIA BARU.
Komunitas Basis~~ dipandang sebagai salah satu cara baru hidup menggereja.
~~ Komunitas Basis adalah “satuan umat yang relatif kecil dan yang mudah berkumpul secara berkala untuk mendengarkan firman Allah, berbagi masalah sehari-hari, baik masalah pribadi, kelompok, maupun masalah sosial, dan mencari pemecahannya dalam terang Kitab Suci”. (Kis 2:1-47).
Komunitas basis ini~~ diinspirasikan oleh teladan hidup umat perdana (gereja purba/awal) seperti dilukiskan dalam Kitab Suci (mis. Kisah Rasul). Dengan demikian, komunitas basis bukan sekadar istilah atau nama, melainkan Gereja yang hidup bergerak dinamis dalam pergumulan iman. Komunitas basis akan memberi wajah baru hidup menggereja umat yang mampu berbelarasa dengan saudara yang miskin dan tertindas.
Dengan komunitas basis~~ yang berada di tataran akar rumput, Gereja Katolik tidak akan mengalami ‘irelevansi eksternal’ atau ‘insignifikansi sosial’ (HASIL-HASIL SAGKI 2000 # 10).
* SURAT GEMBALA PASKAH 2001 – dikeluarkan dengan latar belakang munculnya keprihatinan terhadap pemimpin yang tidak peka terhadap krisis. Gereja melihat pemimpin tidak mempunyai rencana, prioritas, serta tidak bisa dijadikan teladan. Pertanyaannya adalah apakah moral sudah mati ? Yang digarisbawahi, rakyat membutuhkan suasana damai – akhiri konflik eksekutif dan legislatif.
* NOTA PASTORAL 2003 – dalam Nota Pastoral ini, Para Uskup melihat bahwa telah terjadi hancurnya keadaban, homo homini lupus. Kekuasaan dan uang menjadi penentu perilaku. Oleh karena itu dihimbau untuk melakukan gerakan antikorupsi, civil society untuk menghindari disintegrasi bangsa.
* NOTA PASTORAL 2004 – Ditegaskan kembali terjadinya kehancuran keadaban publik. Materi, uang, kedudukan menjadi pengendali perilaku. Kekerasan, kehancuran lingkungan sebagai cerminan rusaknya mental budaya. Oleh karena itu, didorong agar diciptakan budaya tandingan dengan menciptakan sikap, budaya dan perilaku hidup baru.
SAGKI 2005 & PERNAS
* Waktu : 16 – 20 November 2005
* Tempat : Wisma Kinasih, Caringin Bogor, Jawa Barat.
* Thema : BANGKIT & BERGERAKLAH
SAGKI akan diawali dengan Pertemuan Nasional (PERNAS) Orang Muda Katolik Indonesia yang diselenggarakan pada :
* Waktu : 12 -16 November 2005
* Tempat : Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta
APA YANG DIBAHAS DALAM SAGKI 2005
Umat Katolik Indonesia didorong untuk Bangkit dan Bergerak membangun KEADABAN PUBLIK dengan menciptakan HABITUS BARU lewat Komunitas Basis (KOMBAS) seperti yang sudah dicananangkan SAGKI 2000 dengan prioritas Orang Muda Katolik. Langkah konkret apa saja yang akan dilakukan seluruh umat Katolik ini yang akan dibahas dalam SAGKI 2005.
APA ITU HABITUS BARU ?
Habitus adalah gugus “insting” baik individual maupun kolektif yang membentuk cara merasa, cara berpikir, cara melihat, cara memahami, cara mendekati, cara bertindak dan cara berelasi seseorang atau kelompok berdasarkan pada KEBAIKAN – KASIH SAYANG dan CINTA AKAN KEADILAN. Habitus Baru tersebut menjadi dasar dari KEADABAN PUBLIK yang baru.
APA ITU KEADABAN PUBLIK ?
Keadaban Publik bukanlah sekedar sikap santun dalam kehidupan publik, melainkan gugus kebiasaan, cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak (habitus) yang berisi :
* Sikap senantiasa mempertimbangkan kepentingan orang lain.
* Kemampuan melaksanakan pertimbangan tadi pada perilaku kita dalam hidup bermasyarakat: bahwa tindakan kita mempunyai dampak (baik/buruk) pada kondisi hidup orang lain.
* Gerakan untuk membuat kehidupan bersama menjadi tata “komunitas” dan bukan sekedar “kerumunan” atau kumpulan orang belaka. MENGAPA “KEADABAN” DAN BUKAN “PERADABAN” ? Dengan mengatakan Keadaban, yang dimaksud adalah DICIPTAKANNYA “cara berpikir baru”. Dalam pemahaman sekarang, kata “peradaban” sudah dipersempit maknanya – hanya dalam ranah budaya.
BAGAIMANA CARANYA ?
Melalui Komunitas Basis. dengan memberi fokus-arah yang lebih jelas, dengan menempatkan kaum muda sebagai motor penggeraknya. Melalui Komunitas Basis itu, Gereja Katolik menghimbau umatnya untuk dapat menciptakan budaya baru melalui sikap hidup baru.
APA ITU KOMUNITAS BASIS ?
Baca hasil SAGKI 2000 (halaman pertama).
APA CIRI KOMUNITAS BASIS ?
* Persekutuan umat beriman yg terkecil
* Setia untuk berkumpul terus menerus dan rutin.
* Membaca Kitab Suci, berdoa dan mengadakan sharing kehidupan iman (faith sharing).
* Komit untuk mencari solusi terhadap masalah yang muncul serta beraksi nyata bagi anggotanya, masyarakat sekitar dan alam lingkungan.
* Di bawah naungan gereja universal
APA BEDA KOMUNITAS BASIS DAN LSM ?
* Komunitas Basis bukanlah LEMBAGA, melainkan gerak menggereja yang kontekstual. Komunitas basis merupakan satuan umat beriman yang relatif kecil (10-30 orang), baik karena ikatan tempat tinggal (teritorial) maupun kepentingannya (kategorial).
* Komunitas basis seperti itu terbuka untuk membangun suatu komunitas yang juga merangkul saudara beriman lain. Sesuai dengan rumusan SAGKI 2000, hal ini merupakan opsi “terbuka”, karena tidak semua komunitas basis -- sebagai gerak menggereja di Indonesia -- memiliki kepentingan dan kemampuan untuk itu. Komunitas yang bisa dibangun oleh komunitas basis gerejawi itu bisa dalam bentuk LSM, paguyuban, perkumpulan, atau gerakan sosial kemasyarakatan biasa.
* Komunitas basis sebagai gerak menggereja, menurut SAGKI 2000, telah membangun komunitas bersama umat beragama lain. Ada tiga bentuk yang dibangun yakni ‘dialog kehidupan’, ‘dialog karya’, dan ‘dialog iman’ (HASIL-HASIL SAGKI 2000 #12)
* Komunitas Basis merupakan dialog kehidupan dan iman akan Yesus Kristus yang bangkit mulia, yang diwujudkan dalam karya nyata. Sementara LSM semata-mata dialog karya, tanpa melihat roh yang menjiwai kelompok yang bergerak.
LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN ?
* Bertumpu pada KEBAIKAN – KASIH SAYANG dan CINTA AKAN KEADILAN melalui KOMUNITAS BASIS di kelompok masing-masing ciptakan habitus baru., Caranya - mulailah berkumpul dengan rekan-rekan seiman di mana Anda sering berada (Lingkungan, Paroki, Legio Maria, Mudika, Organisasi Profesi, Organisasi Sosial dll) - sharing tentang pengalaman hidup dan akhirnya buatlah komitmen bersama-sama.
* Proses interaksi dalam kelompok meliputi mendengarkan (listening), saling mengetahui (knowing), mempedulikan (caring), berbagi (sharing), dan kasih (loving).
APA KAITAN ANTARA PERNAS dan SAGKI ?
* Orang muda Katolik sebagai bagian tak terpisahkan dari Gereja dan masyarakat tentunya menyadari masalah ini dan mau tak mau terpanggil untuk ikut terlibat memperbaiki kehidupan bangsa menuju masa depan yang lebih baik.
* Orang Muda Katolik diundang untuk melibatkan diri lebih aktif dalam perkara bangsa melalui pelaksanaan berbagai gerakan membangun dan mengembangkan budaya alternatif melalui 3 (tiga) poros kekuatan yang sama-sama mengelola ruang publik Negara (melalui badan-badan publiknya), Masyarakat Bisnis (Pasar), dan Masyarakat Warga (komunitas warga).
APA YANG DAPAT ANDA LAKUKAN UNTUK TERLIBAT DALAM SAGKI 2005 ?
Sosialisasikan SAGKI dengan cara:
* Mengkopi, memforward atau meneruskan tulisan ini
* Berikan kepada minimal 10 orang yang Anda kenal
* Berikan satu kopian kepada Ketua Lingkungan Anda
* Edarkan tulisan ini dalam waktu 7 hari (tujuh) hari sejak Anda menerima tulisan ini.
JIKA ADA PERTANYAAN & USULAN ?
Kirimkan kepada PANITIA SAGKI 2005 :
Alamat : Sekretariat SAGKI 2005
Jl. Kramat VI No. 41 - Jakarta 10430
Phone : (021) – 3190 1125 - Fax: (021) – 314 9531
Email : humas_sagki@yahoo.com
Pertanyaan atau usulan diajukan kepada :
* Pastor Andang L Binawan SJ – jika seputar ISI SAGKI 2005
* A. Margana – jika seputar KOMUNITAS BASIS
* Pastor Adiwardaya SJ & J. Permadi Suprapto – jika seputar PERNAS Orang Muda Katolik
* B.K. Indarwahyanti Graito – jika seputar PENYELENGGARAAN SAGKI
CATATAN:
Tulisan MENUJU SAGKI 2005 merupakan seri pertama dari serangkaian tulisan yang dipersiapkan oleh Tim Humas & Pameran SAGKI 2005. Beberapa tulisan lain sedang dan telah dipersiapkan serta akan diedarkan kepada umat dalam waktu mendatang.
Jakarta 25 Mei 2005
Pro Ecclesia et Patria –
“Bangkit dan Bergeraklah”
PANITIA SAGKI 2005
- ttd -
AM. Putut Prabantoro
Koordinator
HUMAS & PAMERAN
Sumber: http://mirifica.net/wmprint.php?ArtID=1815
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]