GAGASAN DASAR
1. Melihat situasi. Gereja dan masyarakat Indonesia mengalami dan menyaksikan sendiri betapa masih banyak permasalahan terjadi dalam kehidupan berbangsa dewasa ini. Meskipun Pemilu 2004 menjanjikan perubahan struktural dalam kehidupan politik di Indonesia melalui sistem pemilihan legislatif terbaru dan pemilihan presiden/wakil presiden secara langsung, namun carut-marut ketidakberesan pengaturan publik masih banyak terjadi. Tak kunjung diselesaikannya banyak masalah di masa lalu menyebabkan tak kunjung pulihnya kondisi politik dan ekonomi, sehingga semakin membebani hidup rakyat, terutama mereka yang lemah secara politis dan miskin secara ekonomi. Penuntasan masalah kekerasan, korupsi dan perusakan lingkungan yang masih merajalela pun belum mampu dilakukan secara serius. Apalagi kerusakan budaya yang tercermin oleh semakin tidak berharganya kekritisan akal budi dan kepekaan hati nurani semakin merusak peradaban bangsa dan memperparah kondisi masyarakat sehari-hari. Orang Muda Katolik sebagai bagian tak terpisahkan dari Gereja dan masyarakat tentunya menyadari masalah ini dan mau tak mau terpanggil untuk ikut terlibat memperbaiki kehidupan bangsa menuju masa depan yang lebih baik.
2. Menilai situasi. Buah pemikiran dan refleksi para uskup se-Indonesia seperti yang dituangkan dalam Nota Pastoral KWI 2004 bertajuk "Keadaban Publik: Menuju Habitus Baru Bangsa - Keadilan Bagi Semua: Pendekatan Sosio Budaya" telah memberikan inspirasi bagi umat Gereja Indonesia dan -secara khusus dalam konteks ini— orang muda Katolik dalam melibatkan diri di tengah situasi permasalahan bangsa. Sudah waktunya orang muda Katolik dan umat secara umum tidak hanya memikirkan kesalehan pribadi saja, melainkan juga sekaligus memikirkan dan ikut memperbaiki tatanan sosial yang lebih adil dan damai demi kebaikan semua warga masyarakat. Korupsi, kekerasan dan kehancuran lingkungan (3 "penyakit sosial" yang menjadi perhatian khusus para uskup dalam Sidang Tahunan KWI tanggal 1-11 November 2004) jangan lagi dilihat sekedar sebagai tantangan moral umat secara individual, melainkan harus menjadi keprihatinan umat secara sosial sebagai bagian dari seluruh masyarakat. Untuk itu Gereja mengundang seluruh umat -terutama orang muda Katolik— melibatkan diri lebih aktif dalam perkara bangsa itu melalui pelaksanaan berbagai gerakan membangun dan mengembangkan budaya alternatif melalui 3 poros kekuatan yang sama-sama mengelola ruang publik: Negara (melalui badan-badan publiknya), Masyarakat Pasar (sektor bisnis) dan Masyarakat Warga (komunitas warga) yang berinteraksi satu sama lain secara seimbang, menuju terwujudnya keadaban publik sebagai habitus baru bangsa Indonesia.
Para uskup se-Indonesia menegaskan:
Pengembangan budaya alternatif paling ideal dilakukan melalui pendidikan nilai, khususnya bagi orang muda. Mereka diajak, diberi kesempatan dan kemungkinan untuk mengalami secara nyata makna kehidupan, kasih sejati, pengampunan dan nilai-nilai yang lain. Dalam hal ini peranan keluarga amat menentukan." (Nota Pastoral KWI 2004 no. 19 hlm. 23).
3. Kehendak untuk bergerak. Gerakan-gerakan merintis keadaban publik sebagai habitus baru bangsa melalui keterlibatan di dalam 3 poros kekuatan tersebut perlu dipikirkan, dirancang dan dipersiapkan sejak sekarang oleh orang muda Katolik sepanjang tahun 2005 sebagai Tahun Pemuda Nasional (yang diumumkan Komisi Kepemudaan KWI pada bulan Desember 2004). Selanjutnya sebagai puncak Tahun Pemuda Nasional 2005, diadakanlah Pertemuan Nasional (PERNAS) Orang Muda Katolik Indonesia sebagai forum menyatukan keprihatinan, menganalisis situasi, memperbarui spiritualitas panggilan, kemudian mempersiapkan gerakan-gerakan secara serentak-nasional namun selalu memperhatikan konteks lokal dalam kerangka komunitas basis.
POKOK BAHASAN
Membangun gerakan-gerakan orang muda Katolik bersama umat Gereja Indonesia untuk merintis habitus baru menuju terciptanya keadaban publik.
TUJUAN
1. menciptakan kesadaran & keprihatinan bersama di antara orang muda Katolik (sebagai bagian tak terpisahkan dari Gereja dan masyarakat Indonesia) akan rusaknya keadaban publik.
2. menemukan makna spiritualitas panggilan dan membarui semangat orang muda Katolik Indonesia untuk ikut bertanggung jawab dalam merintis keadaban publik sebagai habitus baru bangsa sebagai perwujudan iman.
3. merancang, mempersiapkan dan melaksanakan gerakan-gerakan orang muda Katolik Indonesia sebagai pelopor gerakan-gerakan seluruh umat dalam merintis keadaban publik sebagai habitus baru bangsa.
Gerakan-gerakan yang dimaksud bukan sekedar kegiatan-kegiatan besar dan massal yang "heboh" sesaat, melainkan gerakan-gerakan yang:
1. berbasis (dilaksanakan dalam komunitas-komunitas)
2. terprogram (terencana dan sistematis)
3. berkesinambungan (tidak sekali dilaksanakan, lalu bubar tanpa tindak lanjut)
4. berdampak konkret bagi masyarakat (tidak hanya eksklusif bagi Gereja)
5. bisa dievaluasi (dinilai sesuai indikator-indikator keberhasilan tertentu)
6. dalam jangka panjang (berlangsung hingga 5-10 tahun yang akan datang)
PESERTA
Peserta PERNAS adalah 4 orang wakil tiap keuskupan, terdiri dari: 1 orang Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan dan 3 wakil orang muda Katolik keuskupan setempat. Keempat peserta tersebut sangat diharapkan mempersiapkan diri menjadi tim awal pelaksana/penindaklanjut hasil-hasil PERNAS di keuskupan masing-masing bersama Komisi Kepemudaan Keuskupan setempat.
Persyaratan untuk 3 wakil orang muda Katolik tiap keuskupan:
1. Sudah dibabtis (secara Katolik), berusia 18-35 tahun, belum menikah, dan berpendidikan minimal SMU/sederajat.
2. Minimal ada 1 orang peserta perempuan dalam wakil resmi tiap keuskupan.
3. Memiliki basis gerakan (sedang terlibat dalam gerakan/aktivitas-aktivitas kelompok/komunitas orang muda Katolik).
4. Untuk keuskupan-keuskupan yang menyelenggarakan Karya Pastoral/ Kerasulan Mahasiswa secara khusus, minimal ada 1 orang peserta yang sekaligus anggota tim Karya Pastoral/Kerasulan Mahasiswa tiap keuskupan.
Catatan:
1. Seluruh wakil resmi tiap keuskupan sudah berproses terlebih dahulu di keuskupan masing-masing dalam mempersiapkan PERNAS (lihat kerangka persiapan di bawah) dan mempersiapkan kerja tim untuk menindaklanjuti PERNAS.
2. Keempat peserta PERNAS dari tiap keuskupan hendaknya sudah berbagi tugas untuk masuk ke dalam 3 kelompok poros: (1) Negara, (2) Masyarakat Pasar/Sektor Bisnis, (3) Masyarakat Warga. (Mengingat sebagian aktivitas peserta dalam proses PERNAS akan dilakukan dalam 3 kelompok tersebut.)
3. 2 dari 4 orang peserta PERNAS akan diundang menjadi peserta Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) di Wisma Kinasih, Caringin, Bogor, 16-20 November 2005. (Untuk itu perlu mempersiapkan diri secara khusus).
4. Selain sebagai tim pelaksana tindak lanjut PERNAS, keempat peserta PERNAS tiap keuskupan juga akan menindaklanjuti hasil SAGKI (bersama peserta SAGKI).
RENCANA PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Sabtu-Rabu, 12-16 November 2005
Waktu : mulai pk. 13.00 hari pertama (pembukaan), selesai pk. 11.00 hari terakhir (penutupan)
Tempat : Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta. (Tidak jadi di Taman Mini Indonesia Indah)
TAHAP-TAHAP PERNAS
1. Tahap Persiapan (Januari-November 2005)
* Promulgasi (pengumuman Tahun Pemuda dan PERNAS 2005).
* Sosialisasi (pengiriman Kerangka Acuan/ToR beserta lampiran-lampirannya ke Komisi Kepemudaan keuskupan-keuskupan dan publikasi ke media massa).
* Persiapan tiap keuskupan (lihat Kerangka Persiapan PERNAS di bawah)
* Pengumpulan data dan analisis situasi seluruh keuskupan ke Panitia PERNAS (Steering Committee/SC) paling lambat 30 Juli 2005.
* Pendaftaran peserta ke Panitia PERNAS (Organizing Committee/OC) minimal nama, alamat lengkap dan nomor telepon serta handphone/HP sudah dikirimkan paling lambat 31 Mei 2005 untuk memudahkan panitia menghubungi peserta secara pribadi; form terlampir).
* Registrasi ulang di lokasi PERNAS (Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta), Jumat-Sabtu, 11-12 November 2005.
2. Tahap Pelaksanaan (12-16 November 2005)
* Rancangan Alur Proses PERNAS (susunan acara dan gambaran aktivitas per acara terlampir).
3. Tahap Tindak Lanjut (Desember 2005-Desember 2010)
* Penggarapan Rencana Strategis Kontekstual (workshop/lokakarya di keuskupan masing-masing) hingga pelaksanaannya (dengan sistem monitoring yang memadai).
KERANGKA PERSIAPAN PERNAS
1. Alasan Dasar (Mengapa perlu persiapan?)
1. PERNAS merupakan awal gerakan orang muda Katolik secara nasional. Artinya, dibutuhkan partisipasi sebanyak mungkin orang muda Katolik dalam gerakan awal itu (meskipun seluruh orang muda Katolik se-Indonesia hanya akan diwakili oleh beberapa orang dalam proses PERNAS). Partisipasi sebanyak mungkin orang muda Katolik tersebut dilakukan di tiap keuskupan, sedangkan hasilnya akan dilanjutkan dan diolah oleh wakil resmi tiap keuskupan dalam PERNAS.
2. PERNAS merupakan forum dialog nasional di antara wakil-wakil orang muda Katolik se-Indonesia dalam ruang dan waktu yang terbatas. Konsekuensinya, seluruh proses akan dikelola seintensif mungkin. Maka, sudah seharusnya apa saja yang akan diolah bersama pada saat PERNAS sudah dipersiapkan dengan matang oleh wakil resmi setiap keuskupan (dikumpulkan/diinventarisir, diolah/dianalisis terlebih dahulu di keuskupan masing-masing sebelum dibahas bersama peserta dari keuskupan lain dalam PERNAS), sehingga menghindarkan kurang lancarnya proses karena kurang dipersiapkan dengan baik.
2. Materi Persiapan (Apa saja yang perlu dipersiapkan?)
1. Pemahaman orang muda Katolik (secara umum) dan terutama wakil resmi keuskupan (secara khusus) tentang Nota Pastoral KWI 2004 "Keadaban Publik: Menuju Habitus Baru Bangsa - Keadilan Bagi Semua: Pendekatan Sosio Budaya" sebagai Kerangka Gagasan Dasar PERNAS 2005. (Alangkah baik jika dilengkapi dengan hasil-hasil SAGKI 2000, hasil Sidang-Sidang Tahunan KWI 2001-2003, dokumen-dokumen Ajaran Sosial Gereja dan analisis situasi masyarakat yang dimuat di media massa).
Sangat diharapkan seluruh peserta PERNAS sudah memahami seluruh gagasan Nota Pastoral KWI 2004 sebagai kerangka gagasan dasar PERNAS.
1. Data dan analisis tentang gambaran situasi masyarakat, Gereja dan orang muda Katolik (sebagai bahan pembantu, lihat Usulan Pertanyaan Dasar Penggalian Data dan Analisis Situasi terlampir).
2. Gambaran ide/gagasan, spiritualitas, kemampuan/ketrampilan/skill, dan sumber daya lain orang muda Katolik di keuskupan masing-masing yang berpotensi dikembangkan untuk melaksanakan gerakan-gerakan merintis keadaban publik sebagai habitus baru bangsa.
3. Alternatif Cara Persiapan (Bagaimana mempersiapkan?)
1. Diskusi/Dialog/Sarasehan/Seminar Kritis-Reflektif
2. Pengumpulan/Pembuatan Data Base
3. Penelitian (dengan metode pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner, wawancara mendalam atau Focus Discussion Group/FGD/ diskusi kelompok terfokus)
Untuk membantu proses penggalian data dan analisis, Panitia PERNAS mengusulkan beberapa pertanyaan dasar (terlampir).
Data yang sudah dikumpulkan dari persiapan tersebut dituliskan secara sistematis (tidak naratif), didokumentasikan dan dikirimkan kepada SC PERNAS (lihat alamat di bawah) paling lambat 30 Juli 2005.
4.Pelaku (Siapa yang mempersiapkan?)
1. Aktor utama persiapan tersebut adalah sebanyak mungkin orang muda Katolik (dalam Mudika, Keluarga Mahasiswa Katolik/KMK atau kelompok-kelompok kemahasiswaan, kelompok-kelompok kategorial orang muda Katolik, organisasi-organisasi kepemudaan Katolik, maupun individu-individu yang memiliki keprihatinan yang sama).
2. Fasilitator persiapan tersebut adalah wakil resmi tiap keuskupan yang akan menjadi peserta PERNAS (sebagai tim kerja), yang dibantu oleh segenap komponen pendampingan orang muda Katolik (misalnya Komisi Kepemudaan, Karya Pastoral/Kerasulan Kemahasiswaan, Seksi-Seksi Kepemudaan Paroki, dsb.) di keuskupan masing-masing. Wakil resmi keuskupan inilah yang bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan persiapan hingga pengiriman hasilnya kepada Panitia PERNAS.
5. Waktu persiapan (Kapan mempersiapkan?)
1. Persiapan hendaknya dilakukan segera setelah ToR ini diterima dan dipelajari (oleh Komisi Kepemudaan tiap keuskupan) serta setelah wakil resmi tiap keuskupan dipilih.
2. Meskipun perolehan data dan analisisnya sudah harus dikumpulkan kepada SC PERNAS sebelum 30 Juli 2005, proses persiapan yang melibatkan sebanyak mungkin orang muda Katolik di keuskupan setempat (apapun bentuknya) masih bisa diteruskan.
ALAMAT PANITIA PERNAS
Untuk kebutuhan informasi, konfirmasi, pengiriman data/analisis hasil persiapan, dan pendaftaran peserta silahkan menghubungi Panitia PERNAS dengan alamat sbb.:
Sekretariat Panitia PERNAS 2005
Komisi Kepemudaan KWI, Gedung KWI lantai 2
Jl. Cikini II No. 10 Jakarta Pusat
Telp. 021-31924487; Fax. 021-31909804
Alamat e-mail: pernas_2005@yahoo.com.sg
Situs: http://www.tahunpemuda.org
Suka dengan artikel ini? [Bagikan artikel ini ke teman2-mu di FACEBOOK. Klik disini]